JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera Mohamad Sohibul Iman menilai video kampanye #BeragamItuBasukiDjarot provokatif. Dia menilai dalam video tersebut seolah menggambarkan adanya sekelompok masyarakat tertentu yang melakukan tindakan kekerasan dan pengusiran terhadap kelompok lainnya.
"Nah ini adalah sesuatu yang saya kira provokatif," ujar Sohibul Iman usai menghadiri pertemuan sejumlah tokoh di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, di Jakarta Selatan, Senin (10/4/2017).
Menurut Sohibul, video tersebut sebaiknya dihentikan. Hal itu guna menghindari gejolak di masyarakat.
"Jangan situasai enggak enak ini semakin eskalasi, salah satunya adalah penyebaran video iklan yang seperti itu," kata Sohibul.
(Baca: Respons Sandiaga Usai Lihat Video Ahok yang Dianggap Provokatif)
Sohibul juga menyarankan agar Ahok meminta maaf kepada publik atas penayangan video tersebut.
Selain itu, Sohibul meminta semua pihak menjaga suasana tetap kondusif jelang pemungutan suara DKI Jakarta putaran kedua pada 19 April 2017 nanti.
Ia meminta masyarakat mengawal penyelenggaraan pemungutan suara yang jujur, adil, tidak ada manipulasi, tidak ada fitnah dan intimidasi. Apalagi sampai menakut-nakuti masyarakat.
"Kita semua berkewajiban merawat ini lebih baik," ujarnya.
(Baca: Kata Djarot, Video Kampanye yang Diunggah Ahok Berdasarkan Kisah Nyata)
Sebelumnya, video kampanye berjudul #BeragamItuBasukiDjarot yang berdurasi dua menit tersebut dimulai dengan beberapa anak muda yang menggedor-gedor mobil.
Di dalam mobil terlihat ibu yang merangkul anaknya. Kemudian terlihat ada beberapa pria yang mengenakan peci melakukan aksi unjuk rasa.
Di belakangnya ada spanduk bertuliskan "ganyang cina". Lalu ada pula pemain sepakbola, bulu tangkis, dan penari yang memakai kostum dari berbagai suku dan daerah.
Di bagian akhir tayangan, terlihat Ahok dan Djarot bersama-sama menemui warga. Narasi video itu berisi orasi Djarot saat Konser "Gue 2". Video itu jadi perbincangan di media sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.