JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak dibentuk pada Oktober 2016, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto menyebut kinerja Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) cukup optimal.
Hal itu diyakini mampu mendukung upaya pemerintah dalam menerapkan reformasi birokrasi guna meningkatkan investasi yang masuk ke dalam negeri.
“Saya bilang sekarang ini sudah ada sekitar 500 lebih OTT (operasi tangkap tangan) dari Saber Pungli. Itu saya kira sudah gebrakan yang efisien, efektif,” kata Wiranto usai bertemu Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong di Kantor Kemenkopolhukam, Jumat (31/3/2017).
(Baca: Jokowi: Hati-hati, Saber Pungli Itu Bekerja)
Dalam pertemuan itu, kata Wiranto, Lembong memaparkan perkembangan investasi yang masuk ke Indonesia.
Meski tak menyebut secara spesifik angkanya, ia menyatakan, pertumbuhan itu berkorelasi dengan kondisi keamanan dan kondisi politik Tanah Air.
Wiranto menambahkan, capaian kinerja Saber Pungli menyentuh berbagai sektor, tak hanya di tingkat pusat tetapi juga tingkat daerah. Beberapa sektor itu seperti bea cukai, perpajakan dan pemerintah daerah.
“Enggak pandang bulu kita, namanya Saber Pungli sapu bersih pungutan liar. Di mana-mana kalau ada laporan dan ternyata benar kita sapu saja,” ujarnya.
Lebih jauh, Wiranto juga mengingatkan, agar seluruh elemen masyarakat dapat membantu pemerintah dalam menjaga kondusifitas situasi keamanan.
(Baca: Sejumlah Kades Ditangkap Tim Saber Pungli, Ganjar Lapor Jokowi)
Menurut dia, tidak ada investor yang ingin menanamkan modalnya ke suatu negara bila kondisi keamanan internal negara itu tidak kondusif.
“Bagaimana mereka yakin investasi itu bisa mendapatkan keuntungan? Oleh karena itu dengan BKPM tadi kita koordinasikan bagaimana ada sinkronisasi gerakan untuk memperoleh investasi besar di Indonesia dengan kondisi keamanan dalam bidang politik dalam bidang keamanan fisik, dalam bidang lain yang menyangkut pada kepastian hukum di Indonesia,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.