Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: 57,8 Persen Ingin Jokowi Kembali Terpilih pada Pilpres 2019

Kompas.com - 22/03/2017, 15:29 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai tingginya kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo membuatnya kembali dipercaya kembali menjadi presiden periode selanjutnya.

Berdasarkan survei Indo Barometer, 57,8 persen responden menginginkan Jokowi kembali terpilih dalam pemilihan presiden 2019.

"Jadi mayoritas menginginkan kembali jadi presiden di angka 57,8 persen," ujar Qodari dalam diskusi "Evaluasi Publik 2,5 Tahun Pemerintah Jokowi-JK" di Jakarta, Rabu (22/3/2017).

Qodari mengatakan, bagi petahana, angka aman untuk kembali maju jadi presiden minimal 50 persen. Jika di bawah 50 persen, maka mudah dikalahkan oleh calon-calon lainnya.

"Kalau di atas angka itu, kemungkinan besar bisa terpilih lagi," kata Qodari.

Sementara itu, sebanyak 26,7 responden menjawab tidak menginginkan kembali Jokowi terpilih menjadi presiden. Selebihnya, yaitu 15,5 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab.

Poin di atas selaras dengan pertanyaan lainnya mengenai tingkat keyakinan publik terhadap kemampuan Jokowi memimpin Indonesia ke depan.

Sebanyak 69,2 persen responden menjawab cukup yakin, 27 persen menjawab kurang yakin atau tidak yakin, dan sisanya tidak menjawab atau tidak tahu.

Dalam survei, tingkat kepuasan terhadap Jokowi sebesar 66,4 persen. Qodari mengatakan, angka ini harus meningkat hingga sekitar 80 persen pada 2019 agar bisa terpilih kembali.

(Baca: Survei: 66,4 Persen Masyarakat Puas dengan Pemerintahan Jokowi)

Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengatakan, hasil survei itu menjadi indikator bagi partai-partai pengusung Jokowi dalam Pilpres untuk melakukan strategi.

Dalam survei disebutkan bahwa responden puas dengan pemerintah karena program-programnya. Di sisi lain, muncul ketidakpuasan masyarakat terhadap keterbatasan lapangan pekerjaan dan dianggap belum bisa mengatasi masalah ekonomi.

"Ini modal politik, sebuah fakta yang tidak boleh lengah. Dampaknya ke masyarakat kalau tidak bisa memimpin, pemilihan di kemudian hari juga terganggu," kata Agung.

Kompas TV Cerita Dibalik Sering Mogoknya Mobil Presiden
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com