Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Minta Masyarakat Tak Ragu Laporkan Situs Berkonten Pedofilia

Kompas.com - 21/03/2017, 13:40 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar meminta masyarakat untuk waspada dengan situs yang memuat konten pedofilia. Masyarakat diharapkan berperan aktif untuk melaporkan situs-situs yang mencurigakan ke polisi untuk ditindaklanjuti.

Dalam waktu yang sama, Polri juga menelusuri konten-konten negatif di dunia maya melalui patroli siber.

"Masyarakat dapat informasi, secepatnya sampaikan ke petugas. Petugas dapat juga segera lakukan langkah hukum," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (21/3/2017).

Bahkan, masyarakat yang menjadi korban juga bisa menjadi informasi dan petunjuk untuk mengungkap pelaku lain dengan jaringan yang lebih besar.

(Baca: Pengelola Grup Facebook Pedofil Terkoneksi dengan Warga 11 Negara Lain)

Hingga saat ini, Boy belum dapat memastikan berapa situs yang dapat dikategorikan bermuatan konten paedofilia. Ia mengaku tak mudah mendeteksinya karena banyak akun atau situs yang diprivatisasi.

"Yang penting publik semakin cerdas ada bahaya di balik kemajuan teknologi," kata Boy.

Karena jaringan ini diduga melibatkan warga negara lain, maka Polri juga menjalin komunikasi dengan kepolisian luar negeri dan FBI. Dengan demimian ada pertukaran informasi yang mendukung penyidikan polisi.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan, pihaknya telah memblokir akun yang digunakan para pelaku untuk bertukar konten pedofilia. Namun, untuk pemblokiran situs-situs lainnya, Kemenkominfo menunggu proses hukum polisi.

"Begitu masuk kasus hukum, Kominfo masuk ranah polisi, diproses hukum sudah, mau diapain kita ikut polisi," kata Rudiantara.

(Baca: Cerita "Emak-emak" Ungkap Grup Pedofil di Facebook)

Sebelumnya, jaringan pedofilia yang kasusnya ditangani Polda Metro Jaya itu berawal dari temuan sekumpulan ibu-ibu.

Michelle Dian Lestari mendapat laporan dari rekannya bernama Risrona Talenta Simorangkir bahwa ada grup FB bernama Candy's yang mengumpulkan foto porno anak-anak.

Mereka sempat berkomunikasi dengan pegiat LSM, namun disarankan agar melaporkan (report) ke Facebook agar akun Official Loli Candy's 18+ tersebut ditutup.

Namun lantaran muncul lagi yang baru, Michelle pun jengah dan memutuskan untuk menghubungi polisi dan kemudian diproses dalam waktu singkat.

Setelah mendapat informasi awal dari masyarakat, penyidik cyber crime Polda Metro Jaya berpura-pura bergabung dalam grup yang diprivatisasi tersebut untuk mengintai aktivitas pencabulan dan pornografi di dalamnya.

Akun Official Loli Candy's 18+ kini sudah ditutup. Setidaknya ada 600 foto dan video bermuatan pornografi anak. Polisi masih mengidentifikasi terduga pelaku dan korban lainnya. Sepekan lalu, tercatat ada 7.479 member dalam akun ini. Para administratornya sudah dibekuk polisi.

Kompas TV Sapa Indonesia akan membahas semakin maraknya paedofil di media sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com