Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kajian Lingkungan Hidup Strategis Kawasan Pertambangan Kendeng Dilakukan Hati-hati

Kompas.com - 20/03/2017, 21:18 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) kawasan pertambangan karst di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian.

Direktur Jenderal Planologi Kementerian Lingkungan Hidup San Afri mengatakan, salah satu poin yang dikaji adalah kondisi geologis 200 hingga 300 meter di bawah tanah kawasan pertambangan milik PT Semen Indonesia.

Namun, kajian seperti itu membutuhkan waktu cukup lama sehingga peneliti mengambil cara lain untuk memastikan kondisi bawah tanah kawasan itu.

"Kami pada akhirnya hanya melihat indikasinya saja. Maka itu, ini perlu kehati-hatian supaya tepat," ujar Afri di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Senin (20/3/2017).

(Baca: Istana Tak Beri Solusi, Petani Kendeng Akan Tetap Mengecor Kaki di Istana)

"Kalau pendalaman, memang lebih dalam. Butuh waktu lama. Kajian geologisnya butuh 200-300 meter di bawah tanah, bagaimana melihat itu kan," lanjut dia.

Jika di bawah kawasan itu, tim menemukan jaringan sungai bawah tanah, dipastikan hasil KLHS merekomendasikan tidak boleh ada aktivitas pertambangan di atasnya. Kawasan tersebut mesti dilindungi.

Sebaliknya, jika tim tidak menemukan jaringan sungai bawah tanah di sana, maka aktivitas pertambangan karst boleh dilaksanakan.

Afri mengatakan, tim akan merampungkan KLHS akhir bulan ini dan dapat dipublikasikan April 2017 mendatang. Ia sendiri belum bisa menjelaskan hasil terkini dari kajian itu.

"Belum bisa saat ini. Justru satu pekan ke depan ini proses yang paling krusial. Karena 'finishing touch'-nya itu independensinya para pakar, Jadi tunggu saja, sabar," ujar dia.

Diberitakan, petani dari Pegunungan Kendeng, Jawa Tengah menggelar aksi protes di depan Istana Presiden sejak Senin (13/3/2017).

Aksi protes mereka dilakukan dengan membelenggu kedua kaki menggunakan adukan semen. Aksi itu dilakukan lantaran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meneken izin lingkungan baru bagi PT Semen Indonesia.

(Baca: Apa Sikap Presiden soal Penolakan Pabrik Semen di Kendeng?)

Dengan terbitnya izin tersebut, kegiatan penambangan karst perusahaan itu di Rembang masih tetap berjalan.

Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki juga memastikan bahwa operasi PT Semen Indonesia di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah, dihentikan sementara.

Kepastian itu disampaikan pihak perusahaan semen sendiri ketika mendatangi KSP, Senin pagi.

"Tadi pagi kami panggil PT Semen Indonesia, hadir juga pihak dari Kementerian BUMN dan Kementerian Lingkungan Hidup. Disepakati, PT Semen Indonesia menghentikan sementara proses penambangannya," ujar Teten di kantornya.

Pihak perusahaan, lanjut Teten, akan menunggu hasil KLHS yang rampung April 2017 mendatang.

Kompas TV Demo "Cor Kaki" Tolak Semen Berlanjut

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Dewas Harap Wakil Ketua KPK Laporkan Albertina Ho Bukan karena Sedang Tersangkut Kasus Etik

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Wapres Ma'ruf Amin Tak Titip Program Tertentu untuk Dilanjutkan Gibran

Nasional
Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Gibran Minta Petuah Saat Sowan ke Wapres Ma'fuf Amin

Nasional
Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Tantang PDI-P Tarik Semua Menteri Usai Sebut Jokowi Bukan Kader Lagi, TKN: Daripada Capek-capek PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com