JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku punya kenangan sendiri dengan almarhum Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi.
Salah satunya, saat Kalla bekerja sama dalam mengatasi persoalan pasca-musibah Bom Bali I pada Oktober 2002 lalu. Saat itu, Wapres mengatakan, sektor pariwisata Bali anjlok luar biasa.
Kiai Hasyim kemudian mengusulkan agar pemerintah menggeser hari libur. Dengan demikian, ini memungkinkan terjadinya libur panjang di akhir pekan dan menarik wisatawan untuk berlibur ke Pulau Dewata.
Pembahasan juga dilakukan bersama Ahmad Syafii Ma'arif yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah.
"Saya tanya, Pak Kiai kalau ini Isra Miraj atau Maulid kita pindah hari, pertama saya tanya, apa yang bapak kerjakan kalau hari libur Maulid atau Isra Miraj?" kata Kalla di Kantor Wapres, Kamis (16/3/2017), menceritakan momen itu.
"'Tidak ada', kata dia (Hasyim). 'Kadang-kadang pergi tabligh'," demikian ucapan Kiai Hasyim, seperti dituturkan Kalla.
Wapres kemudian bertanya soal kemungkinan hari libur Isra Miraj atau Maulid Nabi digeser untuk membantu mendongkrak sektor pariwisata Bali. KH Hasyim Mazudi sempat menilai hal tersebut tidak sulit untuk dilakukan.
"'Saya balik sekarang, kalau pemerintah memutuskan (menggeser hari libur) bapak setuju tidak?' Dia bilang, 'NU tidak keberatan. Sama saja tidak keberatan dan setuju kan'," kata dia.
"Jadi dalam waktu dua hari selesai itu persoalan, karena beliau bilang berdua tidak keberatan kalau pemerintah memindahkan hari libur. Itu walau Isra Miraj dan Maulid, semuanya. Itulah ceritanya," kata Kalla.
Hasyim Muzadi meninggal dunia pada Kamis (16/3/2017) sekitar pukul 06.15 WIB.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu meninggal dunia setelah sempat menjalani perawatan di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, akibat sakit yang dideritanya.