JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menjadi pembicara dalam Counter Terrorism Conference (CTC) 2017, di New Delhi, India, Selasa (13/4/2017).
Dalam kesempatan itu, Wiranto memaparkan bagaimana Pemerintah Indonesia merespons berbagai ancaman terorisme melalui pendekatan keras dan pendekatan halus.
Dengan pendekatan keras, kata Wiranto, aparat keamanan berhasil menewaskan para pimpinan teroris di Indonesia, seperti pembuat bom Dr. Azhari, ahli propaganda Nurdin M. Top dan pimpinan kelompok teroris di Poso, Santoso.
“Kami menggunakan dua pendekatan, yakni pendekatan keras dan lembut. Dalam pendekatan keras kami memburu grup-grup teroris, memecah mata rantai mereka dan melakukan penegakan hukum yang terus menerus,” ujar Wiranto melalui keterangan tertulisnya, Rabu (15/3/2017).
“Ini menunjukan bahwa Indonesia tidak pernah menoleransi adanya teroris dan kami berkomitmen untuk mengejar hingga kelompok terakhir,” kata dia.
Selain itu, lanjut Wiranto, dalam melawan teroris Pemerintah Indonesia juga menggunakan pendekatan halus, melalui deradikalisasi atau program melawan radikalisasi yang dijalankan oleh Badan Nasional Penanganan Teroris (BNPT).
“Untuk melawan propaganda, kita harus menggunakan narasi yang efektif untuk melawan propaganda mereka dan juga penting untuk mencegah mereka untuk mendapatkan akses lebih terhadap teknologi,” papar Wiranto.
Menurut Wiranto, ancaman terorisme akan selalu ada. Oleh sebab itu, seluruh negara di dunia perlu menguatkan kerja sama, baik secara bilateral, regional maupun global untuk melawan ancaman teroris.
Tantangan kedepan, kata Wiranto, adalah menerapkan berbagai strategi, seperti memperkuat pelaksanaan hukum, mengontrol perbatasan, serta pertukaran informasi antara negara asal, transit dan negara tujuan.
Dia berharap pertemuan seperti Counter Terrorism Conference (CTC) ini dapat menjadi pemersatu berbagai negara untuk melawan teroris.
“Harapan saya, semua keinginan, perspektif, program dan rencana-rencana dalam melawan teroris dapat terus terealisasikan,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.