Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/03/2017, 14:20 WIB

DHAKA, KOMPASTerorisme, ekstremisme, dan kejahatan antarbangsa merupakan persoalan serius yang perlu segera diatasi. Ketiga masalah tersebut berpotensi mengancam eksistensi negara. Untuk itu, perlu dibangun kerja sama antarnegara, baik taktik maupun teknis, dalam upaya pencegahan.

Isu terorisme, ekstremisme, dan kejahatan antarnegara merupakan tema yang menjadi perhatian bersama dalam konferensi kepala kepolisian negara di Asia Selatan serta negara tetangganya yang berlangsung di Dhaka, Banglades, Minggu (12/3). Konferensi ini menindaklanjuti pertemuan Interpol di Bali, Indonesia, November 2016, dan pertemuan puncak pemimpin negara anggota Asosiasi Kerja Sama Lingkar Samudra Hindia (IORA), di Jakarta, pekan lalu.

Wartawan Kompas, Rusdi Amral, dari Dhaka, Sabtu (11/3), melaporkan, pertemuan kepala kepolisian tersebut diikuti 21 negara, termasuk Indonesia. Delegasi Indonesia dipimpin Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Syafruddin dengan menyertakan Detasemen Khusus (Densus) Antiteror 88 dan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Terorisme menjadi perhatian dunia karena gerakan ini semakin menakutkan dan meluas begitu cepat. Pengaruh dan jaringan terorisme berkembang luas akibat perkembangan teknologi informatika dan transportasi. Aksi teror lebih mudah berkembang di negara dengan sistem keamanan lemah.

Syafruddin menegaskan, terorisme menjadi masalah global yang harus mendapat perhatian serius. Tidak hanya disebabkan ketidakadilan dalam ekonomi, tetapi juga berkembang menjadi masalah ideologi. Untuk itu, perlu pendekatan yang tepat agar terorisme tidak tumbuh subur di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Indonesia, kata Syafruddin, memilih cara pencegahan (soft power). Ia menambahkan, sekitar 80 persen negara di dunia berhasil menangani terorisme dengan pencegahan, sedangkan upaya penegakan hukum (hard power) diyakini tidak mampu meminimalkan kasus terorisme.

Saat bertemu Syafruddin, Deputi Menteri Senior Afganistan Nur Rahman menjelaskan, Afganistan tengah menghadapi lebih dari 20 kelompok ekstremis yang aksi terornya terus meningkat. "Setiap tahun 20-30 aparat kepolisian kami tewas melawan aksi teror di negara kami," ujarnya.

Akar rumput

Dari Palu, Sulawesi Tengah, upaya pemerintah dan para pemangku kepentingan mencegah berkembangnya radikalisme belum terwujud di tingkat akar rumput. Sembilan terduga teroris yang ditangkap, Jumat lalu, diperkirakan kelompok baru yang tak terkait Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

"Selama ini, tak tampak upaya pencegahan di tingkat akar rumput melibatkan tokoh masyarakat, komunitas-komunitas," kata aktivis perdamaian Kabupaten Poso, Budiman Maliki.

Sebelumnya, Kepala Polda Sulteng Brigadir Jenderal (Pol) Rudy Sufahriadi menyampaikan, sembilan terduga teroris itu tidak terkait MIT yang setahun terakhir diburu dalam Operasi Tinombala. Namun, mereka sama-sana berafiliasi dengan Negara Islam di Irak dan Suriah. (VDL)
--
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 13 Maret 2017, di halaman 4 dengan judul "Terorisme Ancam Negara".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Bima Arya Ditunjuk PAN Jadi Kandidat untuk Pilkada Jabar 2024

Nasional
Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Guru Besar UI: Ironis jika PDI-P Gabung ke Kubu Prabowo Usai Putusan MK

Nasional
Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Tak Anggap Prabowo Musuh, Anies Siap Diskusi Bareng

Nasional
Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Bersama Pertamax Turbo, Sean Gelael Juarai FIA WEC 2024

Nasional
Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Tanggapi Putusan MK, KSP: Bansos Jokowi Tidak Memengaruhi Pemilih Memilih 02

Nasional
Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Peringati Hari Buku Sedunia, Fahira Idris: Ketersediaan Buku Harus Jadi Prioritas Nasional

Nasional
KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

KPK Terima Pengembalian Rp 500 Juta dari Tersangka Korupsi APD Covid-19

Nasional
Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Megawati Diyakini Tak Goyah, PDI-P Diprediksi Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Digugat ke Pengadilan, Bareskrim: Penetapan Tersangka Kasus TPPU Panji Gumilang Sesuai Fakta

Nasional
Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Soal Peluang PDI-P Gabung Koalisi Prabowo, Guru Besar UI: Megawati Tegak, Puan Sejuk

Nasional
Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Jokowi Minta Kepala BNPB Cek Masyarakat Sulbar yang Belum Dapat Bantuan Pascagempa

Nasional
Jokowi Beri Isyarat Perpanjang Masa Jabatan Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif

Jokowi Beri Isyarat Perpanjang Masa Jabatan Pj Gubernur Sulbar Zudan Arif

Nasional
Jokowi Janji Bakal Bangun Asrama dan Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas

Jokowi Janji Bakal Bangun Asrama dan Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas

Nasional
Prabowo-Gibran Bersiap Kembangkan Koalisi Pasca-putusan MK

Prabowo-Gibran Bersiap Kembangkan Koalisi Pasca-putusan MK

Nasional
Dirut Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024

Dirut Pertamina Paparkan Bisnis Terintegrasi yang Berkelanjutan di Hannover Messe 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com