Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Lobi Presiden Afrika Selatan Turunkan Tarif Bea Masuk

Kompas.com - 08/03/2017, 21:04 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia keberatan atas kebijakan tarif bea masuk tinggi sekitar 30 persen yang diterapkan Afrika Selatan. Presiden Joko Widodo pun melobi Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma agar menurunkan tarif bea masuk.

Lobi dilakukan saat kedua pimpinan negara bertemu di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/3/2017).

"Pada saat dua presiden bertemu, kita juga membahas mengenai upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hubungan atau kerja sama perdagangan ini. Dan sekali lagi kita membahas mengenai masalah hambatan tarif non tarif," ungkap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi usai pertemuan bilateral.

Retno mengatakan, Afrika Selatan adalah mitra perdagangan Indonesia yang cukup besar. Nilai perdagangan kedua negara di tahun 2016 mencapai 1 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 13,3 triliun.

(Baca: Presiden Jacob Zuma Undang Jokowi ke Afrika Selatan)

Capaian nilai perdagangan itu naik 13 persen dibandingkan tahun lalu dan diyakini akan terus tumbuh bila Afrika Selatan mau menurunkan tarif bea masuk.

Oleh karena itu, salah satu yang diusulkan pemerintah Indonesia adalah dengan Preferential Trade Agreement (PTA).

Dengan skema ini, kedua negara bisa saling bertukar komoditas ekspor potensial dengan besaran tarif yang disepakati antara kedua negara.

"Karena kita melihat bahwa beberapa komoditi kita mendapatkan tarif yang cukup tinggi," ujarnya.

(Baca: Indonesia dan Afrika Selatan Sepakati 3 MoU Ini)

Namun, Afrika Selatan tak langsung menyetujui permintaan Indonesia. Afrika Selatan terlebih dahulu akan berbicara dengan lima negara yang tergabung dalam Southern African Customs Union, yakni yaitu Bostwana, Lesotho, Namibia, Swaziland, dan Afrika Selatan.

Bila nantinya ada kesepakatan dan tarif bea masuk turun, maka produk yang menjadi unggulan ekspor asal Indonesia ke Afrika Selatan bisa bersaing dengan produk asal dari negara lainnya.

"Karena sekali lagi ini adalah sebuah emerging countries yang cukup besar dan produk-produk kita juga memiliki potensi yang sangat besar," ucap Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com