JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah partai politik mulai merapatkan barisan untuk menentukan arah dukungan dalam putaran kedua Pigub DKI Jakarta.
Meskipun belum muncul pernyataan resmi dari masing-masing partai, suara di akar rumput sudah menunjukan arah dukungannya.
PAN misalnya, meski belum menyampaikan dukungan secara resmi, mereka mengakui arus di akar rumput dukungannya mengarah pada pasangan Anies Baswedan - Sandiagan Uno.
Selain PAN, ada tiga parpol lain yang dilobi oleh kedua kubu, yakni Demokrat, PPP dan PKB. Empat parpol itu pada putaran pertama mendukung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Pertanyaannya seberapa besar pengaruh dukungan partai dalam menentukan kemenangan di Pilgub DKI?
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, menyatakan ada perbedaan yang mencolok antara pemilu legislatif (pileg) dan pilkada.
Dalam pileg, peran partai diakui memang cukup besar. Dengan banyaknya calon anggota legislatif yang berkontestasi memang cukup membingungkan bagi pemilih.
Karena itu, mereka menyederhanakan pilihannya dengan memilih berdasarkan partai.
Hal itu, kata Siti, berbanding terbalik dengan konfigurasi politik di pilkada.
"Saya berkali-kali berargumen. Peran calon atau sosok jauh lebih menentukan ketimbang partai. Karena di DKI juga waktu putaran pertama, pasangan calon yang didukung banyak partai ternyata juga kalah," kata Siti saat dihubungi, Selasa (7/3/2017).
Siti menambahkan, sejarah penyelenggaraan Pilgub DKI menunjukan partai hanya menjadi penyempurna, bukan penentu kemenangan.
Di Pilgub DKI 2014 misalnya, pasangan calon Joko Widodo- Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mampu mengalahkan petahana. Padahal, Jokowi - Ahok saat itu hanya didukung oleh dua partai, yakni PDI-P dan Gerindra.
"Kalau calon kepala daerahnya sudah promising seperti Pak Jokowi kemarin, siapa yang bisa mengira seorang Foke (Fauzi Bowo) bisa terjungkal," ucap Siti.
"Itu juga terulang di Pilgub DKI 2017 putaran pertama. Pasangan Anies - Sandi yang didukung dua partai perolehan suaranya juga hampir menyamai pasangan Ahok - Djarot yang didukung banyak partai," lanjut Siti.
Karena itu, menurut Siti, semestinya partai-partai politik menerapkan langkah yang lebih efektif.