JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi III DPR Benny Kabur Harman menilai seleksi hakim Mahkamah Konstitusi (MK) pengganti Patrialis Akbar kurang transparan.
Menurut Benny, ini disebabkan panitia seleksi tak diisi orang-orang yang berkompeten.
"Tim seleksinya enggak berkompeten karena yang punya pengalaman di bidang konstitusi minim. Bagaimana coba?," kata Benny saat dihubungi, Senin (6/3/2017).
"Siapa yang berkompeten di tim seleksi? Dan kalau ada, kompetensinya apa? Kita enggak bisa menakar kompetensinya kan?" ujar dia.
Apalagi, Benny menilai, Pansel Hakim MK kebanyakan diisi oleh orang-orang yang dekat dengan Presiden Joko Widodo semasa kampanye.
Hal itu, kata dia, akan mengurangi obyektivitas tim dalam menentukan pilihan.
Ia juga menilai nama-nama calon hakim yang mendaftar saat ini belum memenuhi dengan harapan publik. Sebab, masih sedikit yang berpengalaman di bidang konstitusi dan sengketa pemilu.
"Jadi lain kali kalau mau seleksi hakim MK, pemerintah cari orang-orang yang kompeten agar bisa memastikan hakim MK yang terpilih benar-benar berkualitas dan berintegritas," kata Benny.
Pendaftaran calon hakim Mahkamah Konstitusi (MK) telah resmi ditutup pada Jumat (3/3/2017). Mereka yang dipilih akan menggantikan Patrialis Akbar yang telah mengundurkan diri pasca-terjerat kasus dugaan suap.
(Baca: Resmi Ditutup, 45 Orang Daftarkan Diri jadi Calon Hakim MK)
Pada 10 Maret 2017, Pansel Hakim MK akan mengumumkan nama-nama bakal calon hakim MK yang lolos syarat administrasi.