Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Saat Jadi Pengusaha dan Presiden...

Kompas.com - 06/03/2017, 16:49 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menceritakan pengalaman bergelut di dunia usaha saat berpidato di Konferensi Tingkat Tinggi Indian Ocean Rim Association (KTT IORA) ke-20 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (6/3/2017).

"Sebelum saya masuk ke dunia politik, sekitar 12 tahun lalu, saya adalah pengusaha yang lebih dari 20 tahun hidup di dunia usaha. Boleh dibilang, saya seperti Bapak Ibu sekalian," ujar Jokowi membuka pidatonya.

Sebagai pengusaha, Jokowi memegang prinsip-prinsip yang kurang lebih sama dengan pengusaha lainnya.

"Pelanggan menuntut kita bekerja, yang pertama 'on time'. Yang kedua, memberikan harga kompetitif. Ketiga 'on spec' alias mutu yang baik," lanjut Jokowi.

Zaman sekarang, prinsip-prinsip itu dapat dengan mudah dipenuhi oleh pengusaha. Tidak lain karena perkembangan teknologi yang sedemikian cepatnya.

Internet dan ponsel pintar cukup untuk membuat usaha semakin mudah.

"Sekarang, dengan mobile internet dan smartphone murah, platformnya sudah terbentuk bagi usaha kecil dan menengah, bagi wanita dan bagi pengusaha muda. Mobile internet itu otomatis jangkauannya langsung menghubungkan nasional, regional, bahkan internasional," ujar Jokowi.

Saat mengemban amanah sebagai Presiden, Jokowi sadar tentang betapa pentingnya infrastruktur teknologi sebagai penopang dunia usaha.

Pemerintah terus mendorong perluasan jaringan 3G, 4G, bahkan 5G dan pembangunan fiber optik dari Sabang sampai Merauke.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi meminta pengusaha di kawasan IORA mempercayakan hal itu kepada pemerintah Indonesia.

Jokowi membuka kesempatan kepada negara-negara IORA untuk bermitra dengan Indonesia sekaligus membawa kemakmuran di kawasan Samudera Hindia.

"Kami dari kalangan pemerintah bermaksud untuk bisa bekerja sama secara erat dengan Bapak Ibu sekalian, sektor swasta dari negara anggota IORA," ujar Jokowi.

"Tentunya sangat boleh Bapak Ibu menghasilkan untung yang sebanyak-banyaknya. Tidak dilarang," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com