Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Argumen Pencalonan Oesman Diragukan

Kompas.com - 03/03/2017, 21:35 WIB

JAKARTA, KOMPASOesman Sapta Odang dinilai sebagai sosok yang tepat memimpin Dewan Perwakilan Daerah karena memiliki pengaruh dan jaringan yang kuat. Hal itu bisa memudahkan DPD dalam mencapai tujuan, yakni memperkuat kewenangan DPD. Meski demikian, alasan ini diragukan.

Nama Oesman yang merupakan anggota DPD dari Kalimantan Barat disebut sejumlah anggota DPD sebagai calon kuat ketua DPD periode April 2017-September 2019 (Kompas, 2/3).

Akhir Maret 2017, DPD akan kembali memilih pimpinan DPD, yang terdiri dari ketua dan dua wakil ketua. Hal ini menyusul berlakunya aturan baru masa jabatan pimpinan DPD di tata tertib DPD yang menyebutkan, masa jabatan pimpinan 2 tahun 6 bulan terhitung sejak periode Oktober 2014-Maret 2017 dan periode April 2017-September 2019.

"DPD membutuhkan sosok yang punya pengaruh dan jaringan yang kuat untuk memperjuangkan penguatan kewenangan DPD. Sosok tersebut saat ini hanya ada pada Oesman Sapta," ujar anggota DPD dari Jawa Timur, Nawardi, Kamis (2/3).

Penguatan kewenangan DPD yang dimaksud agar DPD memiliki kewenangan mengesahkan undang-undang sama seperti DPR.

Namun, Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang meragukan argumentasi yang dijelaskan anggota DPD yang mendorong Oesman menjadi ketua DPD. Jika Oesman menjabat posisi ketua, bukan penguatan DPD yang akan terjadi, melainkan justru melemahkan DPD.

Oleh karena itu, dia berharap anggota DPD mengurungkan niat mendorong Oesman menjadi ketua DPD. "Memang tidak ada larangan hukum Oesman yang kini menjabat Ketua Umum Hanura merangkap menjadi ketua DPD. Namun, demi kepentingan DPD, sebaiknya orang yang sudah menjadi pucuk pimpinan tertinggi di partai tak lagi memimpin DPD," ujarnya.

Hal ini penting agar DPD tetap fokus memperjuangkan aspirasi daerah sesuai alasan pembentukan DPD setelah reformasi. (APA/AGE)

 

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Maret 2017, di halaman 2 dengan judul "Argumen Pencalonan Oesman Diragukan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com