JAKARTA, KOMPAS — Gerakan literasi di sekolah perlu terus diperkuat. Sekolah seharusnya juga berperan menumbuhkan minat baca siswa dengan menyediakan buku-buku bacaan selain buku pelajaran sekolah.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Jakarta, Kamis (2/3), mengatakan, penguatan gerakan literasi di sekolah secara nasional harus jadi perhatian. Sebab, masyarakat Indonesia menghadapi tantangan terkait rendahnya kemampuan membaca. Hal ini terlihat dari berbagai survei internasional yang diikuti siswa Indonesia dari tingkat SD, SMP, SMA sederajat, bahkan hingga orang dewasa.
Hasilnya menunjukkan, kompetensi literasi siswa belum memadai sesuai tuntutan kecakapan abad ke-21. "Saya mengapresiasi Gerakan Literasi Sekolah yang mewajibkan siswa membaca buku 15 menit sebelum pelajaran mulai. Namun, dari yang saya lihat di berbagai sekolah, gerakan ini belum optimal. Buku bacaan belum tersedia dan guru belum memahami metode mengembangkan kecakapan membaca dalam diri anak secara optimal," ujar Muhadjir.
Menurut dia, sekolah harus berkomitmen juga dalam menyediakan sarana dan prasarana untuk meningkatkan gerakan literasi di sekolah masing-masing. Penyediaan buku-buku karya sastra dan ilmu pengetahuan populer yang memadai diyakini dapat mendorong tumbuhnya minat baca di sekolah.
"Buat anak keranjingan membaca buku dan karya sastra. Guru bisa secara kreatif mengembangkan metode untuk membuat rasa ingin tahu dalam diri siswa muncul dengan membaca," ujar Muhadjir.
Membendung hoaks
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, aktivitas literasi, seperti membaca dan menulis, harus digalakkan di kalangan generasi muda. Langkah ini merupakan salah satu upaya membendung berita-berita tidak benar (hoaks) di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini.
"Kata kuncinya adalah literasi. Hoaks bisa berkembang biak begitu pesat karena tingkat literasi digital masyarakat rendah," kata Hilmar seusai Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah Bidang Kebudayaan 2017 di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Kamis.
(ELN/RUL)
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 3 Maret 2017, di halaman 11 dengan judul "Bahan Bacaan Tak Cukup Buku Teks".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.