JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah akan menandatangani kontrak pinjaman dengan Bank Dunia sebesar 200 juta dollar Amerika Serikat pada Juni 2017.
Pinjaman tersebut akan digunakan untuk membangun tiga destinasi wisata yang menjadi prioritas pemerintah saat ini.
Hal itu terungkap saat rapat kerja tentang pariwisata di Kantor Wapres, Jumat (3/3/2017).
Dalam rapat tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya sempat menagih komitmen Bank Dunia untuk membantu pembangunan sektor pariwisata Tanah Air.
(Baca: Badan Otorita Danau Toba Belum Jelas)
“Oke 200 juta confirmed World Bank sudah oke. Jadi, sudah konfirmasi saya straight saja tanya, ‘tolong jawab di depan Pak Wapres’ dan dia juga straight jawab bahwa World Bank komitmen untuk mewujudkan 200 juta,” kata Arief saat dijumpai usai rapat.
Rapat itu diikuti Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Kepala BKPM Thomas Lembong, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) / Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan perwakilan Bank Dunia.
Tiga destinasi wisata yang menjadi prioritas tersebut yakni Danau Toba di Sumatera Utara, Candi Borbudur di Jawa Tengah dan wisata pantai Mandalika di Nusa Tenggara Barat.
(Baca: Lima Hotel Mewah Akan Dibangun di Sekitar Danau Toba)
Arif mengatakan, pinjaman yang diberikan Bank Dunia tersebut belum cukup. Pasalnya, ada sepuluh destinasi wisata yang menjadi prioritas pemerintah untuk dikembangkan.
“Kita masih punya banyak kebutuhan dana. Caranya bagaimana? Sedapat mungkin untuk privatisasi menawarkan ke BUMN dan swasta lainnya untuk ikut masuk membangun infrastruktur,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.