KPK Panggil Tiga Mantan Pejabat Garuda Indonesia

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil tiga mantan pejabat PT Garuda Indonesia, Kamis (2/3/2017).

Mantan pejabat di perusahaan maskapai pelat merah tersebut akan diperiksa dalam kasus dugaan suap pengadaan mesin pesawat Rolls-Royce.

"Para saksi akan diperiksa untuk tersangka ESA (Emirsyah Satar)," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah saat dikonfirmasi.

Ketiga saksi yang akan diperiksa yakni, mantan VP Engineering Maintenance and Information System PT Garuda Indonesia, Sunarko Kuntjoro. Kemudian, mantan SM Maintenance Budget PT Garuda Indonesia, Dodi Yasendri.

(Baca: Usai Pemeriksaan di KPK, Emirsyah Irit Bicara)

Selain itu, KPK juga memanggil Direktur Teknik PT Garuda Indonesia tahun 2007-2012 Hadinoto Soedigno.

Sejak 2012, Hadinoto menjabat Direktur Produksi PT Citilink Indonesia, namun ia mengundurkan diri pada Desember 2016 lalu.

(Baca: Soetikno Soedarjo Merasa Tak Punya Hubungan Bisnis dengan Emirsyah)

Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar, ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK setelah diduga menerima suap dalam bentuk transfer uang dan aset yang nilainya diduga lebih dari 4 juta dollar AS, atau setara dengan Rp 52 miliar dari perusahaan asal Inggris Rolls-Royce.

Selain Emir, KPK juga menetapkan pihak swasta bernama Soetikno Soedarjo sebagai tersangka. Soetikno yang merupakan beneficial owner Connaught International Pte Ltd, diduga bertindak sebagai perantara suap.

KPK menduga suap tersebut terkait pengadaan mesin Rolls-Royce untuk pesawat Airbus milik Garuda Indonesia pada periode 2005-2014.

Uang dan aset yang diberikan kepada Emir diduga diberikan Rolls-Royce agar perusahaan asal Inggris tersebut menjadi penyedia mesin bagi maskapai penerbangan nomor satu di Indonesia.