Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparat BNN Baku Tembak dengan Terduga Bandar Narkoba di Deli Serdang

Kompas.com - 01/03/2017, 14:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional Komisaris Jenderal Budi Waseso mengungkapkan, petugas BNN terlibat baku tembak dengan sekelompok orang yang diduga bandar narkoba di Deli Serdang, Rabu (1/2/2017).

Baku tembak terjadi lantaran adanya perlawanan saat petugas menghentikan mobil bandar narkotika. Hingga saat ini, upaya penangkapan bandar tersebut masih berlangsung.

Belum dipastikan adanya korban jiwa dalam baku tembak tersebut. 

Namun, Budi enggan mengungkap sosok bandar yang digerebek. Informasi seputar identitas bandar dan jaringannya tersebut baru akan dibeberkan setelah penyelidikan dan pengembangan dari penyidik.

"Setelah selesai penanganan akan kita ungkap. Kalau enggak nanti akan, menyulitkan pengembangan kasus sendiri," kata Budi di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (1/3/2017).

Meski belum mendapat informasi terkait korban jiwa, Budi menuturkan wajar jika petugas menembak mati para bandar narkoba yang melakukan perlawanan. 

"Jadi kalau akibat perlawanan itu ada yang meninggal, apalagi bandar, ya enggak ada masalah. Kan mengurangi beban negara juga," kata Budi.

Budi mengatakan, dalam penggerebekan itu, pihaknya menggunakan senjata baru yang dikhususkan untuk menciduk bandar narkoba.

"Uji coba itu senjata baru. Bermanfaat apa enggak. Kalau bandar coba-coba, kita uji," ujar Budi. 

Ia menegaskan bahwa senjata baru BNN memang dikhususkan untuk penegakan hukum.

Budi mengatakan, BNN perlu senjata khusus untuk menangkap bandar narkoba karena perlawanan yang lebih masif. Senjata yang digunakan melawan petugas pun lebih canggih.

Oleh karena itu, Budi menganggap BNN perlu punya senjata yang lebih canggih dari para bandar.

"Karena itu penanganan kita dalam masalah narkoba harus tegas, keras. Apalagi dapat perlawanan, enggak perlu ragu-ragu," kata Budi.

Perlengkapan senjata canggih tersebut disetujui tahun lalu. Menurut Budi, senjata ini dikhususkan untuk aparat BNN karena yang akan dihadapi adalah bandar besar yang bisa dipastikan memiliki senjata.

Yang menggunakannya pun merupakan orang-orang terpilih. Adapun kelebihan senjata tersebut yakni memiliki ketepatan bidikan hingga 1,6 kilometer, namun untuk daya jelajahnya sampai 2,8 kilometer.

Dengan senjata ini, petugas yang tengah memburu bandar narkoba tidak perlu mendekati orang yang diincar, namun bisa menyasar dari jarak jauh.

Dikutip dari Tribunnews.com, baku tembak antara petugas BNN dan sekelompok orang diduga bandar narkoba terjadi di seputaran Jalan Medan-Binjai KM 10,3 Desa Lalang, Kecamatan Sunggal, Deli Serdang. Saling tembak ini terjadi saat jalan raya sedang macet.

Menurut penuturan warga, awalnya komplotan bandar sabu datang beriringan dari kawasan Binjai dengan menggunakan mobil Xenia hitam BK 1856 KV dan mobil Honda CR-V BK 1189 OG. Begitu masuk ke perbatasan Kota Medan, petugas BNN yang mengikuti berusaha menghentikan.

"Kejar-kejaran tadi. Pas di dekat kantor BPBD ini, barulah tembak-tembakan," ungkap Syahrul (28), Rabu (1/3/2017).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Soal Perpanjangan Kontrak Shin Tae-yong, Menpora: Prinsipnya Kami Ikuti PSSI

Nasional
Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Soal Potensi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Belum, Kita Lihat Saja Prosesnya

Nasional
Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com