JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) akan meminta Sri Rabitah kembali melakukan pengecekan terhadap organ di dalam tubuhnya.
Hal ini disampaikan Sekretaris Utama BNP2TKI, Hermono, menanggapi hasil pemeriksaan Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB yang menyatakan bahwa ginjal Sri masih lengkap, meskipun dalam tubuhnya ditemukan selang untuk memperlancar saluran kemih dan perlu dikeluarkan.
Hasil pemeriksaan tersebut mematahkan dugaan Sri bahwa ginjalnya diambil saat bekerja di Qatar pada 2014 lalu.
"Untuk lebih memastikan dan tidak ada spekulasi, kami akan minta TKI tersebut diperiksa ulang di Rumah Sakit Polri Jakarta," kata Hermono melalui pesan singkatnya, Selasa (28/2/2017).
Hermono mengatakan, BNP2TKI akan memfasilitasi Sri untuk menjalani pemeriksaan kesehatan di RS Polri Jakarta.
"Kami siap memfasilitasi tapi tentunya harus persetujuan yang bersangkutan," kata dia.
Sri sebelumnya mengaku bahwa suatu hari ia diajak ke rumah sakit oleh majikannya, yakni Madam Gada. Di rumah sakit itu, Sri mengatakan telah menjalani serangkaian pemeriksaan seperti cek darah serta pemasangan infus.
Kemudian, Sri menyebut bahwa dia dibawa ke sebuah ruangan yang mirip ruang operasi. Di sana dia disuntik dan tidak sadarkan diri.
Atas pernyataan tersebut, kata Hermono, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) juga meminta rekam medis dari pihak rumah sakit di Qatar yang telah memeriksa Sri saat itu. Hal ini untuk membuktikan benar atau tidaknya dugaan pengambilan ginjal milik Sri.
"Kemlu juga sudah minta rekam medis ke rumah sakit di Doha, Qatar, yang mengoperasi. Nanti kita bisa tahu apa yang sesungguhnya terjadi," kata Hermono.
(Baca juga: Kepala BNP2TKI: Hasil Pemeriksaan RS NTB, Ginjal Sri Rabitah Lengkap)
Sri diberangkatkan menuju Qatar tahun 2014 melalui BLK-LN Falah Rima Hudaity Bersaudara. Di Qatar, Sri langsung bekerja di tempat Madam Gada.
Dia mengaku, selalu diperlakukan tidak manusiawi selama bekerja dengan Madam Gada. Misalnya, bekerja nonstop mulai pukul 05.00 pagi hingga 03.00 dini hari.
Seminggu kemudian, Sri dipindahkan ke rumah orangtua Madam Gada yang saat itu sedang sakit. Suatu hari tiba-tiba majikannya mengajak Sri ke dokter untuk memeriksakan kesehatannya.
Di sana, Sri mengaku telah menjalani operasi. Dia mengaku sering sakit-sakitan pasca-operasi yang dijalaninya itu. Dia kerap mengalami batuk darah, kencing darah dan keluar darah dari hidungnya.
Setelah dipulangkan ke Indonesia, suami Sri membawanya ke rumah sakit untuk dilakukan rontgen. Sri mengaku baru mengetahui bahwa dirinya telah kehilangan salah satu ginjalnya.
(Baca juga: Sri Rabitah: Saya Tidak Ikhlas Ginjal Saya Diambil Diam-diam)