JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Wahid mengajak pemuka agama untuk ikut berperan dalam meredam ujaran kebencian yang menguat di masyarakat. Dalam beberapa bulan terakhir, ujaran kebencian menguat baik di media sosial atau dunia nyata.
"Pesan bahwa agama itu membawa kebaikan itu harus melangkah maju. Tidak bisa nonton di belakang. Tidak bisa lagi berpikir itu urusan Jakarta," kata Alissa di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (27/2/2017).
Ia berharap para pemuka agama dapat menyampaikan pesan untuk bersikap sebagai pemeluk agama dan sebagai warga negara Indonesia yang berlandaskan Bhineka Tunggal Ika. Alissa mengkhawatirkan terjadinya keretakan kohesi sosial di masyarakat bila ujaran kebencian terus terjadi.
"Tidak setuju pada satu kelompok itu hak pribadi. Tapi menindas, melarang kelompok lain itu jadi problem," ucap putri Gus Dur tersebut.
Sementara itu, Alissa menilai tindakan hukum tidak bisa mengatasi ujaran kebencian secara komprehensif. Sebab, penegak hukum baru dapat bekerja bila adanya aduan dari masyarakat.
"Sifatnya masih orang per orang dan delik aduan ya. jadi kalau tidak ada yang mengadukan tidak ada yang diproses. Ini kan bahaya. Pesannya sudah beredar tapi tidak ada tindakan hukum karena perangkat hukumnya gak ada," ucap Alissa.