Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siti Aisyah Diyakini Bukan Agen Intelijen

Kompas.com - 20/02/2017, 11:35 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat teroris dan intelijen dari Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA), Harits Abu Ulya, yakin Siti Aisyah adalah korban dari skenario besar pembunuhan Kim Jong Nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.

Siti diyakini pula bukanlah agen Korea Utara (Korut) seperti menurut spekulasi yang sempat beredar.

"Siti adalah korban. Dari rekam jejak, dia juga jauh dari sosok seorang agen Korut," ujar Harits melalui pesan singkat, Senin (20/2/2017).

(Baca: Wapres Anggap Siti Aishah Korban Penipuan)

Keyakinan itu didasarkan pada beberapa hal. Pertama, Harits berpendapat, Kim Jong Nam menjadi korban pembunuhan yang telah diskenariokan secara matang, yakni "dibungkus" menggunakan alibi acara televisi reality show.

"Alibi acara reality show sangat ganjil. Aksi di ruang publik dengan jumlah orang yang banyak, tetapi kemudian terget fokusnya adalah sosok yang termasuk VVIP," ujar Harits.

Sebab, karakter acara reality show adalah random. Sangat kecil sekali probabilitasnya Kim Jong Nam menjadi target di tengah ratusan orang di lokasi yang sama.

Namun, nyatanya Kim Jong Nam-lah yang menjadi target dan pada akhirnya meninggal dunia.

(Baca: Siti Aisyah Jalani Rekonstruksi Pembunuhan Kim Jong Nam)

Soal motif pembunuhan, Harits menyebut, banyak kemungkinannya. Mulai dari konflik politik di lingkar kekuasaan Korea Utara hingga operasi intelijen negara musuh Korea Utara untuk mendiskreditkan penguasa.

Kedua, sosok Siti diyakini Harits dipilih oleh sang master mind menjadi salah satu eksekutor, yakni dengan berpura-pura direkrut menjadi talent sebuah acara televisi reality show. Sosok Siti terpilih lantaran sifatnya yang lugu dan tidak paham.

"Oleh karenanya, dengan uang 100 dollar AS, Siti pun mau disuruh jadi apa pun," ujar Harits.

(Baca: Mungkinkah Siti Aisyah Membunuh Kim Jong Nam?)

Ketiga, sosok Siti diyakini bukan seorang agen intelijen Korea Utara. Dasar keyakinan ini terkait dengan salah satu dugaan motif pembunuhan Kim Jong Nam, yakni konflik politik di lingkar kekuasaan Korea Utara.

"Belum banyak agen Korut di Indonesia karena secara politik pun Indonesia tidak terlalu banyak 'urusan' dengan Korut. Orang Korut masuk ke Indonesia pun sangat selektif, yakni dengan proses CH (clearing house)," ujar Harits.

Halaman:


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com