JAKARTA, KOMPAS.com — Sentimen anti-China yang belakangan merebak di Indonesia dinilai merusak target pemerintah mendulang wisatawan dari Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Sentimen anti-China sangat destruktif bagi perkembangan pariwisata di Indonesia," ujar Deputi II Kepala Staf Presiden Deni Puspa Purbasari dalam pemaparan hasil survei soal citra Indonesia di Ruang Rapat Lantai II, Gedung Binagraha, Kompleks Istana Presiden, Senin (13/2/2017).
Sebab, di satu sisi, pemerintah menargetkan jumlah cukup besar kepada wisatawan China ke Indonesia, yakni 10 juta wisatawan per tahun.
Namun, menurut hasil survei, warga China kurang berminat berwisata ke Indonesia. Salah satunya karena faktor keamanan yang mereka nilai tidak stabil.
"Mereka khawatir kalau datang ke Indonesia enggak aman. Alasan setelah itu adalah akses yang sulit, tidak transparannya harga, dan korupsi di sektor keimigrasian," ujar Deni.
Tenaga Ahli Deputi III Kantor Staf Presiden Erik Sumartono menambahkan bahwa duta besar Indonesia di China juga pernah menyampaikan hal itu kepada Pemerintah Indonesia.
Oleh sebab itu, Erik berpendapat, semestinya pemerintah menjelaskan kepada kelompok turis dari China bahwa Indonesia adalah negara yang aman untuk dikunjungi.
"Dengan pemerintah kita yang saat ini sudah maju, seharusnya kita itu menunjukkan dengan benar bahwa kita ini negara ramah, aman, friendly, dan lain-lain," ujar Erik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.