BANDUNG, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap proyek jalan layang Antapani di Bandung, Jawa Barat, dapat diterapkan dalam rencana pembangunan pelintasan kereta semicepat Jakarta-Surabaya.
Biaya yang relatif murah menjadi alasan proyek itu sebaiknya menggunakan teknologi yang diaplikasikan pada jalan layang Antapani.
Jalan layang Antapani menggunakan teknologi corrugated mortarbusa pusjatan (CMP) yang dikembangkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan Balitbang Kementerian PUPR.
Biaya pengerjaannya hanya sekitar Rp 30 miliar. Biaya tersebut jauh lebih murah daripada anggaran pembangunan jalan layang umumnya yang mencapai Rp 100 miliar.
"Ini sudah dikaji oleh Litbang PU. Tadi sudah disampaikan biayanya 30 persen daripada flyover konvensional. Kedua, waktunya (pembangunan) 50 persen lebih cepat, sedangkan kualitasnya sama," kata Wapres di lokasi peresmian, Selasa (24/1/2017).
"Harus dengan teknologi ini karena anggaran kita kan harus mencapai lebih banyak," kata dia.
Keinginan tersebut, diungkapkan Wapres, setelah dirinya dan keluarganya berlibur ke Yogyakarta pada akhir 2015 lalu.
Seusai liburan dan tiba di Jakarta, Wapres yang disambut Menteri PU dan Dirut PT Kereta Api menyampaikan keluhannya soal lambannya perjalanan kereta.
Setidaknya, dibutuhkan waktu tempuh delapan jam untuk perjalanan dari Yogyakarta ke Jakarta. Saat itu, alasan yang diberikan ialah karena penumpang yang menaiki kereta adalah tamu VIP sehingga kecepatan yang digunakan hanya 75 kilometer per jam.
"Kedua, karena terlalu banyak pintu kereta api yang sepihak di kota sehingga kalau kita jalan kencang ini nanti bagaimana (masyarakat). Padahal, di jalan Belanda, peti kemas itu lebih lambat (daripada) ini," ujarnya.
Wapres pun meminta agar kualitas kereta diperbaiki. Saat itu, Wapres disarankan agar mengurangi pelintasan sepihak dengan membangun flyover. Setidaknya, dibutuhkan sekitar 1.000 flyover apabila hendak menempuh jarak Jakarta-Surabaya selama 5-6 jam.
Namun, Wapres sempat terkejut saat diberi tahu bahwa biaya pembangunan satu unit flyover konvensional mencapai Rp 100 miliar.
"(Terus saya) bicara ke Menteri PU coba bikin simple. Kemarin dilaporin, ini sudah selesai flyover di Bandung di tengah kota lagi, cuma Rp 30 miliar," kata Wapres.
"Oh bagus itu, diajak, kita pagi ini lihat sekalian diresmikan, betul memang nilai proyek cuma Rp 30 miliar,” lanjut Wapres.
Wapres menambahkan, membangun flyover dapat memberikan keuntungan sendiri. Selain biayanya yang lebih murah dan jarak tempuh lebih cepat, flyover juga dapat menekan angka kecelakaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.