JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira menilai, keengganan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama menjawab pertanyaan terakhir saat debat pillada, Jumat (13/1/2017) lalu, tidak memiliki maksud tertentu.
Pertanyaan yang diajukan moderator debat, Ira Koesno, itu meminta komitmen dari masing-masing kandidat untuk menyelesaikan masa jabatannya selama lima tahun bila terpilih nantinya.
Menurut Andreas, pria yang akrab disapa Ahok itu hanya memberikan kesempatan yang sama kepada calon wakilnya, Djarot Syaiful Hidayat, untuk menjawab pertanyaan.
"Kalau dua orang langsung jawab kan ribet. Kan bagi-bagi tugas. Kalau dua orang ngomong sekaligus gimana?" ujar Andreas di Kompleks Parlemen, Senin (16/1/2017).
Berbeda dari dua kandidat lain, Ahok justru meminta Djarot menjawab pertanyaan tersebut. Saat disinggung soal kemungkinan menjadikan Ahok seperti Joko Widodo pascaterpilih sebagai Gubernur DKI pada 2012 silam, Andreas menanggapi santai.
"Ahok kan bukan kader PDI-P," tukas Andreas.
.Pada saat pelaksanaan debat Pilkada DKI Jakarta pekan lalu, setiap kandidat diminta menjawab pertanyaan moderator tentang komitmen untuk menuntaskan masa jabatan gubernur selama lima tahun, apabila terpilih, dan tidak tergiur untuk bertarung dalam pilpres.
Saat pasangan nomor urut 2 diberi kesempatan menjawab, bukan Ahok yang menjawab melainkan Djarot. Ahok dan Djarot tampak tertawa sebelum Djarot menyampaikan jawaban pamungkas.
Djarot mengatakan jiwa dan raga pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot sudah untuk warga Jakarta. Djarot berkomitmen akan memimpin Jakarta sampai akhir periode.
"Kami ingin jadikan Jakarta Ibu Kota yang bisa dibanggakan Republik ini. Oleh karena itu pekerjaan belum selesai, kami ingin lima tahun lagi mengabdi untuk Jakarta," ujar Djarot.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.