JAKARTA, KOMPAS.com – Aksi kekerasan di sekolah kedinasan kembali terjadi di awal 2017. Kali ini, kasus yang memakan korban nyawa itu terjadi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.
Menurut pelaksana tugas Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia, Unifah Rosyidi, kekerasan di sekolah kedinasan tidak terlepas dari masih adanya senioritas di dalam sekolah.
“Kalau itu bisa dihilangkan, Insya Allah itu enggak (ada kekerasan),” kata Unifah usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Kamis (12/1/2017).
Dari sisi kurikulum, ia menilai, bahan ajar yang diberikan kepada para taruna yang menempuh ikatan dinas di sekolah kedinasan sudah cukup baik.
“Tapi sering kali senioritas dan junioritas itu menyebabkan seperti (kekerasan) itu,” ujar dia.
(Baca: Menhub Sebut Kekerasan di STIP Memalukan dan Tak Beradab)
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menghilangkan senioritas yaitu dengan membuat sebuah proyek gabungan antara senior dan junior. Diharapkan, proyek itu dapat menjembatani kerja sama yang lebih baik antar-angkatan.
“Jadi dipresentasikan bersama, mungkin itu jauh lebih menghilangkan itu kekerasan di dalam lingkungan pendidikan kedinasan. Kalau itu (senioritas) hilang, hilang (kekerasan). Paling tidak diminimalkan,” tandasnya.
Sebelumnya,seorang taruna tingkat 1 STIP, Amirullah Adityas Putra (19), dilaporkan tewas dianiaya para seniornya pada Selasa malam. Selain Amirullah, lima rekan korban juga dikatakan mengalami luka dan memar akibat penganiayaan.
(Baca: Di Ruangan Ini Taruna STIP Tewas Dianiaya)
Para korban luka dan memar yakni AF, IW, BBP, JS, BS.
Polisi menyatakan, enam korban penganiayaan tersebut dipanggil lima taruna tingkat 2 untuk menghadap mereka di Gedung Dormitory Ring 4 Kamar M.205 Lantai 2, di STIP Cilincing. Di kamar itulah mereka dianiaya lima taruna senior tingkat 2.
Polisi sudah mengamankan lima taruna yang diduga sebaga pelaku itu. Mereka berinisial SM, WH, I, AR, dan J. Masing-masing peran mereka kini sedang didalami petugas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.