JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali digadang untuk bertarung lagi sebagai calon presiden pada Pilpres 2019 mendatang.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengklaim mayoritas kader menginginkan mantan Panglima Kostrad itu maju kembali.
Wacana ini kembali muncul ketika calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Sandiaga Uno menyebut Prabowo sebagai Presiden RI periode 2019-2024.
Meski Prabowo menyatakan belum mempersiapkan diri karena pilpres masih lama, pencapresan Prabowo mungkin saja terjadi.
Dukungan terhadap dia dinilai masih besar, meski kalah dari Joko Widodo pada Pilpres 2014 lalu.
"Reaksi politik semacam ini harus kita baca sebagai kesiapan sekelompok orang atau partai yang memang menggadang-gadang sama seperti ketika Bu Mega (Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri) maju kembali," kata dosen Komunikasi Politik Universitas Bengkulu Lely Arrianie, saat dihubungi, Senin (9/1/2017) malam.
(Baca: Fadli Zon: Mayoritas Kader Gerindra Ingin Prabowo Maju Pilpres 2019)
"Nah, kalau ada kemungkinan Pak Prabowo untuk maju kembali, saya pikir itu akan terjadi," kata Ketua Program Pascasarjana Komunikasi Universitas Jayabaya Jakarta itu.
Pertarungan antara Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla dan Prabowo-Hatta Rajasa pada Pilpres 2014, cukup keras.
Prabowo-Hatta hanya kalah tipis dari Jokowo-Kalla.
Sepanjang masa kampanye, berbagai dinamika terjadi, termasuk praktik kampanye hitam.
Jika Prabowo kembali maju pada Pilpres 2019 dan berhadapan dengan Jokowi, pertarungan keras diprediksi akan kembali terjadi.
"Kita akan melihat kembali pertarungan yang sama kerasnya dengan yang terjadi 2014," ujar Lely.
Namun, menurut dia, kampanye hitam tak akan semassif pada Pilpres 2014.
(Baca: Diminta Kader untuk Jadi Calon Presiden 2019, Apa Jawaban Prabowo?)
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.