JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Perlindungan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Polisi Herwan Chaidir, menilai para pelaku teror sengaja memanfaatkan momentum hari raya, khususnya Natal dan Tahun Baru untuk menjalankan aksi.
Salah satu alasannya, kata Herwan, agar korban jiwa atas peristiwa itu mencapai jumlah yang banyak.
"Istilahnya kan kalau Tahun Baru identik dengan perayaan, berkumpul manusia yang banyak dari segala macam. Nah ini mungkin seperti itu, condong ke momentum," ujar Herwan usai menjadi pembicara dalam diskusi Haul Gus Dur bertajuk "Hate Speech dan Tantangan Kebangsaan" di Kompleks Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2016).
Selain itu, lanjut Herwan, pelaku juga mengincar polisi. Sebab, polisi merupakan garda terdepan dalam pengamanan dalam negeri, dan berperan utama dalam memberantas terorisme.
"Ini yang membuat ada unsur kebencian, dendam," kata dia.
Detasemen Khusus (Densus) 88 pada Rabu (21/12/2016) kemarin melakukan penggerebekan. Sebanyak empat orang ditangkap dalam keadaan hidup, dan tiga lainnya tewas.
Menurut Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul, para terduga teroris ini berencana melakukan aksi secara terpisah pada akhir tahun.
Kepolisian memastikan bahwa seluruh terduga teroris yang ditangkap itu terkait dengan Bahrun Naim. Meski berasal dari kelompok yang berbeda-beda, namun aksi-aksi mereka ada di bawah kendali Bahrun Naim.