JAKARTA, KOMPAS.com — Polisi belum melakukan identifikasi ante mortem terhadap tiga terduga teroris yang tewas di Kecamatan Setu, Tangerang Selatan.
Dari identitas yang ada, mereka dikenali bernama Omen, Irawan, dan Hilman.
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, belum ada pihak keluarga yang datang ke rumah sakit dan memberi sampel DNA untuk identifikasi.
"Ante mortem belum dilakukan karena menyangkut orangtua, saudara kandung, dan keluarga yang punya hubungan darah," ujar Martinus dalam konferensi pers di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Martinus mengatakan, saat ini penyidik masih mencoba menghubungi pihak keluarga dari tiga terduga teroris tersebut.
Jika identifikasi DNA sudah jelas dan diketahui pasti identitasnya, baru akan dikembalikan kepada pihak keluarga.
Sementara itu, proses identifikasi post mortem sudah selesai dilakukan.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah mengidentifikasi gigi geligi, sidik jari, dan ciri fisik masing-masing jenazah.
"Selain kuku, barang-barangnya juga dilakukan, seperti KTP," kata Martinus.
Setelah dilumpuhkan Densus 88, ketiga jenazah itu dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Rabu (21/12/2016) malam.
Suasana di kamar jenazah RS Polri pun diperketat penjagaannya.
Densus 88 Antiteror Polri berhasil mengamankan bom aktif di sebuah rumah di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Rabu (21/12/2016) siang.
Penggerebekan itu berawal dari penangkapan seorang pria bernama Adam.
Kemudian, Densus 88 mendatangi rumah kontrakan itu sesuai dengan petunjuk Adam.
Namun, rekan-rekan Adam enggan diminta menyerahkan diri.
Densus 88 terpaksa melepaskan tembakan karena ada perlawanan dari orang-orang di dalam rumah tersebut.