Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Hati-hati Sikapi Isu Rohingya

Kompas.com - 14/12/2016, 14:50 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Hak Asasi Manusia dan Kemanusian, Kementerian Luar Negeri, Dicky Komar mengatakan, Pemerintah Indonesia berhati-hati dalam menyikapi persoalan kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar.

"Pemerintah menyikapi isu Rohingya ini secara hati-hati," ujar Dicky dalam acara 'Konsultasi Nasional Penyusunan Laporan Universal Periodic Review dan Konvensi HAM Internasional' di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (14/12/2016).

Dicky mengatakan, kehati-hatian pemerintah karena ingin melihat isu tersebut secara lebih komprehensif sebagai permasalahan internal Myanmar.

(Baca: Ini yang Dibahas Menlu Retno-Aung San Suu Kyi soal Krisis Rohingya)

Dicky menuturkan, Myanmar saat ini sedang dalam proses perubahan. Dalam proses itu, lanjut dia, tidak boleh ada intervensi dari negara mana pun.

"Kita melihatnya secara lebih besar, lebih strategis. Karena Myanmar ini di tengah proses perubahan. Kepentingan kita Indonesia melihat proses ini berlangsung terus, jangan sampai terganggu," kata Dicky.

Pemerintah Indonesia, tambah Dicky, akan lebih berfokus mendorong Myanmar untuk memiliki kebijakan yang lebih inklusif. Termasuk, kepada kelompok etnis minoritas di kawasan tersebut.

"Kita lebih pada mendorong Myanmar sendiri memiliki kebijakan yang lebih inklusif. Juga termasuk teman-teman di Rohingya," ucap Dicky.

Pemerintah sebelumnya telah mengutus Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi untuk bertemu State Counsellor Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi. Pertemuan itu dilangsungkan di Naypidaw, Myanmar, pekan lalu.

(Baca: Pemerintah Myanmar Diminta Selesaikan Kasus Rohingya Secara Adil)

Dalam pertemuan dengan Aung San Suu Kyi, Menlu Retno menekankan pentingnya mewujudkan pembangunan inklusif di kawasan Rakhine State.

Indonesia berharap, Pemerintah Myanmar memberikan perlindungan kepada kelompok etnis minoritas di kawasan tersebut.

Kompas TV Kisah Bocah Rohingya Hidup Tanpa Orangtua
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah Sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com