Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Kasus Ahok Dinilai Tak Berdampak Buruk bagi Ekonomi

Kompas.com - 02/12/2016, 16:21 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan menilai aksi terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tak berdampak butuk bagi perekonomian negara.

Namun, itu berlaku selama aksi dijalankan sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut dia, aksi tersebut justru bisa menggerakan ekonomi rakyat.

"Kita bisa lihat, misalnya pedagang, angkringan dan jajanan di jalanan justru mendapat dampak positif," ujar Heri melalui keterangan tertulis, Jumat (2/12/2016).

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Elemen masyarakat dari berbagai kalangan bersiap untuk melaksanakan shalat Jumat di kawasan silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2016). Masyarakat menggelar doa bersama serta mendoakan kesatuan Indonesia dan massa juga mendesak pihak terkait agar segera menuntaskan kasus dugaan penistaan agama.
"Banyak dari mereka mengaku justru penjualannya meningkat karena demo. Banyak yang beli. Ini positif," kata dia.

Meski begitu, ia menyarankan agar kewaspadaan tetap ada jika ada permainan para spekulan yang ingin memetik keuntungan dari gejolak yang ada.

Hal ini sebagaimana yang terjadi saat Donald Trump menang di pilpres Amerika Serikat atau Trump effect, dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Ketika itu, isu dimainkan oleh para spekulan di pasar dan lalu mendistorsi rupiah dan IHSG.

Pada tataran makro, lanjut dia, Indeks Harga Sham Gabungan (IHSG) naik 33 poin di level 5.362 saat demo 4 November 2016, meski sempat turun 21 poin atau 0,41 persen ke level 5.307 dengan dana investasi asing yang keluar dari pasar saham Indonesia sebesar Rp 200 miliar.

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Elemen masyarakat dari berbagai kalangan saat mengantri mengambil air wudhu sebelum melaksanakan shalat Jumat di kawasan silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (2/12/2016). Masyarakat menggelar doa bersama serta mendoakan kesatuan Indonesia dan massa juga mendesak pihak terkait agar segera menuntaskan kasus dugaan penistaan agama.
Di sisi lain, nilai tukar rupiah ditutup menguat 7 persen atau 0,05 poin ke level 13.068 per dollar As. Di mana pada awal pembukaan cukup terkoreksi Rp 13.088 per dollar AS.

"Ini berarti bahwa pasar merespon positif atas aksi demonstasi yang berlangsung tertib, aman, dan damai," ujar politisi Partai Gerindra itu.

Ia pun berpendapat bahwa aksi tersebut sangat baik karena massa yang berpartisipasi sudah semakin dewasa. Sikap tersebut menurutnya harus dijaga dan dirawat terus menerus.

"Pada konteks ini, hukum harus menjadi panglima. Hukum harus dijalankan seadil-adilnya. Jangan ada pilih kasih," kata Heri.

Kompas TV Peserta Aksi 2 Desember Jalan Kaki Menuju Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com