DEPOK, KOMPAS.com - Kepala Bidang Investigasi Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri Faisal Tayeb mengatakan, pihaknya pernah mengungkap cara kelompok terorisme mendapat dana.
Menurut dia, kelompok tersebut mendapatkan pendapatan dari meretas situs investasi online.
"Kami pernah ungkap bahwa mereka juga cari uang dengan cracking, masuk ke situs investasi online. Selama tiga bulan berhasil curi 700.000 euro," kata Faisal di Universitas Indonesia, Depok, Rabu (30/11/2016).
Namun, Faisal tidak menyebutkan nama kelompok tersebut.
Menurut Faisal, uang tersebut digunakan untuk membiayai beberapa beberapa operasi, termasuk di Poso dan beberapa daerah lain seperti Jawa dan Sumatera.
"Mereka beli ruko, beli rumah," ucap Faisal.
Dalam kesempatan itu, Faisal juga menyebutkan teroris memanfaatkan teknologi dalam mengelola keuangan. Teroris, kata dia, menggunakan crypto currency atau uang digital.
"Ini masalah besar," ujar Faisal.