JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea menegaskan, organisasinya tidak ikut mogok kerja dan berunjuk rasa pada 2 Desember 2016.
Diketahui, selain unjuk rasa super damai yang dilaksanakan organisasi Islam di Silang Monas, sejumlah organisasi buruh juga akan turun ke jalan menuntut perbaikan upah minimum sektor.
"DPP KSPSI memutuskan tidak ikut dalam aksi unjuk rasa buruh yang dilaksanakan 2 Desember 2016," ujar Andi melalui pesan singkat, Rabu (30/11/2016).
(Baca: Polisi Akan Temui Buruh Terkait Aksi Unjuk Rasa 2 Desember)
"Instruksi ini berlaku untuk seluruh jajaran KSPSI seluruh wilayah Indonesia," kata dia.
Alasannya, KSPSI menganggap upah minimum provinsi merupakan wewenang dari pemerintah daerah.
Oleh sebab itu, tidak tepat jika tuntutan dilayangkan di Istana. Andi menegaskan, perjuangan organisasinya untuk mendapatkan upah minimum provinsi yang laik tetap dilaksanakan.
Namun, ia meminta agar tuntutan-tuntutan dilayangkan ke masing-masing pemerintah daerah.
(Baca: Polri Imbau Buruh Tak Demo pada 2 Desember 2016)
"KSPSI ingin fokus berjuang tentang upah minimum sektor di masing-masing kabupaten saja. Aksinya juga mesti dilakukan dengan damai," ujar Andi.
Andi mengatakan, sejarah mogok buruh nasional terbesar usai reformasi terjadi pada 2012, yakni saat dua organisasi buruh besar, KSPSI pimpinan dirinya dan KSPI pimpinan Said Iqbal sama-sama memutuskan turun ke jalan.
"Saat itu benar-benar aksi mogok nasional hingga menutup jalan akses tol Bekasi sampai Karawang," ujar Andi. Oleh sebab itu, Andi yakin aksi unjuk rasa 2 Desember yang akan datang tidak akan sebesar itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.