JAKARTA, KOMPAS.com — Dua ekosistem daerah aliran sungai di Jawa Barat, Citarum dan Cimanuk, memerlukan perhatian lebih dari pemerintah.
Kedua ekosistem DAS itu perlu segera diperbaiki untuk mengantisipasi terjadinya banjir kembali di Jawa Barat pada masa yang akan datang.
Hal itu disampaikan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Selasa (29/11/2016).
Menurut dia, musibah banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah Jawa Barat beberapa waktu terakhir tidak terlepas dari rusaknya ekosistem kedua DAS itu.
(Baca: Bahas Persoalan Banjir di Jawa Barat, Wapres Panggil Menteri LHK)
"Sebagian (banjir disebabkan rusaknya DAS) Ciliwung, tetapi Ciliwung sudah jauh lebih baik ya," ujar Siti.
Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian LHK, kerusakan ekosistem yang melanda DAS Citarum mencapai 36.000 hektar. Sementara itu, kerusakan yang menimpa DAS Cimanuk mencapai 59.000 hektar.
"Jadi, tadi saya laporkan itu karena ditanya dan dipanggil untuk menjelaskan. Ada beberapa dukungannya, pasti ada bangunan tanah air, dam, cek dam, bangunan penahanan, mengendalikan erosi longsor, dan lain-lain. Juga tadi saya ditanya kesiapan bibit tanaman," kata dia.
Untuk memperbaiki kerusakan ekosistem yang terjadi di DAS Citarum, ia menambahkan, setidaknya dibutuhkan anggaran sekitar Rp 200 miliar. Sementara itu, anggaran perbaikan untuk DAS Cimanuk dibutuhkan sekitar Rp 215 miliar.
"Jadi, Rp 400-an miliar-lah untuk ngeberesin Jawa Barat yang sekarang banjir itu, dan kalau dianggarannya KLHK yang sekarang enggak sampai Rp 60 miliar," ujarnya.
Rencananya, Kementerian LHK akan menggelar rapat teknis untuk membahas persoalan banjir tersebut pekan depan.
(Baca: "Ini Banjir Terparah Selama Saya Tinggal di Bandung")
Dalam rapat tersebut juga akan dibahas rencana pengalokasian anggaran terkait penanganan masalah banjir yang harus ditanggung Kementerian LHK.
"Semua yang terkait akan dipanggil, terutama Menteri PU, karena kan dana terbesarnya kalau untuk mengatasi banjir, bencana, dan lain-lain, itu kan infrastruktur yah. Kalau dari saya sih plan-nya sudah ada," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.