JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung DPR/MPR yang rencananya menjadi tujuan demonstrasi hari ini tidak kunjung didatangi massa.
Sejak pukul 09.00 WIB, sebanyak 1288 pasukan dan tiga water cannon telah disiagakan untuk mengamankan Kompleks Parlemen.
Pemeriksaan ketat sempat diberlakukan bagi saat memasuki Gedung DPR/MPR. Para pengendara motor diminta melepas helm saat melewati gerbang masuk.
Hingga pukul 17.00 WIB, tak ada satu pun demonstran yang datang. Karena demonstran tak kunjung tiba, seluruh pasukan dan water cannon ditarik kembali ke dalam pada pukul 16.45 WIB.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengaku mendapatkan informasi bahwa dalam aksi pada 25 November 2016, massa berencana menduduki gedung parlemen Senayan, Jakarta.
Bahkan, ia mengetahui adanya sejumlah pertemuan yang membahas soal rencana tersebut.
"Info yang kami terima, 25 November ada aksi unjuk rasa. Namun, ada upaya tersembunyi dari beberapa kelompok yang ingin masuk ke dalam DPR, berusaha 'menguasai' DPR," kata Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/11/2016).
"Rapat-rapat kita tahu sudah beberapa kali dilakukan untuk menguasai DPR dan menggerakkan massa," ujar Tito.
(Baca: Kapolri Sebut Ada Rapat untuk "Kuasai" DPR pada Aksi 25 November)
Oleh karena itu, Polri bersama TNI akan memberi penjagaan ekstra dalam aksi tersebut.
Petugas yang diturunkan akan lebih banyak dari aksi sebelumnya. Termasuk mengatur strategi jika berujung pada makar.
"Kami lakukan upaya pencegahan dengan memperkuat gedung DPR/MPR," kata Tito.
(Baca: Kapolri Sebut Ada Upaya Makar pada Aksi 25 November)