JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto menggelar silaturahim dengan tokoh tokoh lintas agama di Ruang Nakula, kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (21/11/2016).
Saat memberikan sambutan, Wiranto mengatakan, silaturahim antar-tokoh lintas agama tersebut digelar untuk menampung segala pemikiran dan solusi bagi pemerintah dalam menghadapi berbagai persoalan yang sedang dihadapi.
Dia menekankan bahwa situasi yang kondusif diperlukan agar pemerintah bisa menjalankan berbagai program pembangunan untuk menyejahterakan masyarakat.
(baca: Polri: Belum Ada Urgensi Menahan Ahok)
Situasi kondusif, hanya bisa dicapai melalui rasa persatuan dan kesatuan.
Oleh karena itu, Wiranto berharap polemik yang terjadi, terutama terkait kasus hukum dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tidak melebar pada isu suku, agama, ras dan antargolongan.
"Persatuan dan kesatuan sangat diperlukan. Tanpa persatuan kita tidak mungkin bisa membangun. Kalau secara ekonomi kita bisa baik, maka keadilan bisa tercapai," ujar Wiranto.
(Baca: GNPF MUI Gelar Aksi Damai pada 2 Desember 2016)
Usai memberikan sambutannya, Wiranto mempersilakan seluruh perwakilan untuk menyampaikan pendapatnya secara bergantian.
Dalam silaturahmi tersebut hadir Menteri agama Lukman Hakim Saifuddin dan perwakilan dari lima organisasi keagamaan, yakni Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Parisada Hindu, Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Walubi, PGI dan perwakilan tokoh Konghucu.
Selain itu, hadir juga perwakilan Akademi Protestan Indonesia (API), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto, Pusat Majelis Tafsir Al Quran (MTA) Ahmad Sukina dam Forum Betawi Rempug (FBR).