JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto mengimbau agar Presiden Joko Widodo membuka komunikasi dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku presiden sebelumnya agar situasi politik semakin kondusif.
Hal itu disampaikan Didik menanggapi komunikasi politik Jokowi yang belakangan dirasa menyudutkan SBY.
"Lebih baik apabila Jokowi lebih responsif dan terus hadir di tengah rakyat, termasuk membangun komunikasi, sinergi, dan harmoni dengan seluruh stakeholder bangsa, tidak terkecuali dengan para presiden terdahulu," kata Didik.
(Baca: Istana Bantah Konsolidasi Politik Jokowi akibat Ada Isu Pelengseran)
Ia juga berharap Jokowi tidak melakukan komunikasi politik yang berpotensi menimbulkan persepsi negatif dan fitnah terhadap kelompok dan tokoh tertentu.
Itu agar situasi politik Indonesia tetap kondusif. Ia mengatakan, alangkah bijaknya jika Jokowi bisa menghargai peninggalan SBY yang dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia.
Sebab, kata Didik, keberhasilan suatu bangsa tak bisa diklaim sendiri oleh Presiden saat ini.
Menurut dia, capaian yang ditinggalkan presiden-presiden sebelumnya tentu membawa sumbangsih positif bagi jalannya pemerintahan sekarang.
(Baca: Konsolidasi Politik Jokowi Diharapkan Tak Ancam Kebebasan Berekspresi)
"Pengelolaan bangsa besar ini tidak bisa dijalankan seorang diri oleh Presiden sekarang. Perlu sinergi dan harmoni dengan seluruh stakeholder bangsa, termasuk presiden terdahulu," kata Didik melalui pesan singkat, Selasa (15/11/2016).
Presiden Jokowi melakukan sejumlah kunjungan ke markas pasukan elite TNI dan Polri, organisasi massa Islam, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan Pengurus Pusat Muhammadiyah. Jokowi juga mengundang ormas Islam ke Istana Kepresidenan.
Selain itu, Jokowi menghadiri acara Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Amanat Nasional. Kunjungan ini dilakukan Jokowi dalam sepekan terakhir.