PALMERAH, KOMPAS.com - Senin (14/11/2016) kemarin, pemberitaan di media ini masih diwarnai dengan pemutakhiran peristiwa ledakan bom molotov di Sengkotek, Samarinda, Kalimantan Timur.
Kemarin, kita juga menerima berita pilu meninggalnya balita Intan Marbun (3) korban ledakan bom molotov yang sempat dirawat di rumah sakit. Indonesia kembali berduka.
Tokoh agama mengingatkan kita semua bahwa terorisme adalah bentuk dari penistaan agama dan penyalahgunaan agama. Kematian Intan harus menyadarkan kita semua betapa tak ternilainya untuk selalu menjaga sikap inklusiv keagamaan kita.
Jangan sampai, kebinekaan yang telah lama disemai para pendiri bangsa, musnah begitu saja oleh kepentingan sesaat yang sesat. Dari para tokoh agama, kita bisa menangkap pesan kuat: saatnya kita untuk menjaga Intan-Intan kita, saatnya merawat toleransi.
Di luar berita dari Samarinda, dunia politik masih didominasi suasana menjelang Pemilihan Kepala Daerah di DKI Jakarta. Panghadangan oleh kelompok orang tertentu terhadap salah satu pasangan calon masih terjadi.
Bagi Anda yang kemarin tak sempat menyimak pemberitaan kami, berikut ini rangkuman berita kemarin yang layak untuk Anda ikuti.
1. Ketum PBNU: Yang "Ngebom-ngebom" Itu Juga Menistakan Agama
Ia menilai, tindakan itu telah mencoreng kesucian Islam.
"Yang ngebom-ngebom itu juga melakukan penistaan agama. Penistaan itu berupa ucapan, juga perilaku yang mencoreng, mengotori kemurnian dan kesucian Islam," kata Said Aqil, saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/11/2016) sore.
Said Aqil menegaskan, Islam tidak pernah mengajarkan kekerasan.
"Nabi Muhammad juga tidak pernah melakukan kekerasan. Yang dilakukan ISIS itu demi Allah bertentangan dengan Islam," kata dia.
Said Aqil mengatakan, Indonesia adalah negara yang kaya kebinekaan dan keberagaman.
Keberagaman tersebut harus terus dijaga dan tidak boleh diwarnai aksi kekerasan.
"Kesimpulannya, mari rakyat kita bersatu. Kita kawal kebinekaan, keberagaman," kata dia.
Baca berita selengkapnya di sini.
2. Din Syamsuddin: Tindak Kekerasan Bentuk Penyalahgunaan Agama
Din mengecam tindakan yang terjadi di depan perempuan dan anak-anak itu.
"Apalagi ketika umat Kristiani sedang menunaikan kebaktian dan juga menimbulkan korban, wanita ataupun anak-anak," kata Din saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/11/2016).
Menurut Din, apa pun motifnya, tindakan pengeboman gereja tidak dapat ditoleransi.