JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono menyebut banyak warga yang berharap 5 proyek pembangunan yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali. Mereka adalah warga yang direncanakan akan menempati rusun tersebut.
Menurut Sumarsono, keinginan warga ini menjadi dilema bagi Pemerintah Provinsi DKI. Karena di sisi lain, penghentian lima proyek pembangunan rusun ditengarai karena ada kesalahan prosedur dalam proses pembangunannya.
Kontrak pembangunannya kelima proyek rusun akan selesai pada 15 Desember mendatang.
"Ini masalah utama. Kalau enggak diteruskan sebenarnya banyak yang sudah menunggu ingin segera masuk. Kalau dilanjutkan dilema waktunya tinggal 1 bulan, praktis sampai 1,5 bulan. Pertanyaannya apa mungkin menyelesaikan, nah ini problem utamanya," kata Sumarsono di Balai Kota, Jumat (11/11/2016).
Pembangunan rumah susun di lima lokasi yang dihentikan masing-masing berlokasi di Cakung Barat, Rawa Bebek, Lokbin Semper, Marunda, dan Jalan Raya Bekasi. Dihentikannya pembangunan karena Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menilai ada kesalahan prosedur dalam proses pembangunannya.
Tak ingin mendapatkan rusun dengan kualitas fisik bangunan yang buruk, Ahok kemudian memutuskan menghentikan proyek pembangunannya rusun tersebut pada Oktober lalu. (Baca: Menyoal Pembangunan Rusun yang Distop...)
Sumarsono sudah meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menurunkan tim teknis untuk memeriksa proyek pembangunan rumah susun di lima lokasi tersebut. Dia ingin ada hasil kajian yang bisa digunakan untuk menentukan lanjut atau tidaknya proyek tersebut.
"Kalau Kementerian PU kemudian ahlinya bilang tidak ada masalah, kami go. Tapi ketika mereka mengatakan jangan diteruskan karena bermasalah kontruksi dan seterusnya kami juga tetap mendukung untuk menghentikan, itu saja intinya," ujar Sumarsono.