Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Imelda Bachtiar

Alumnus Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Indonesia (UI) tahun 1995 dan Pascasarjana Kajian Gender UI tahun 2010. Menulis dan menyunting buku bertema seputar memoar dan pemikiran tokoh berkait sejarah Indonesia, kajian perempuan, Peristiwa 1965 dan kedirgantaraan. Karyanya: Kenangan tak Terucap. Saya, Ayah dan Tragedi 1965 (Penerbit Buku Kompas-PBK, 2013), Diaspora Indonesia, Bakti untuk Negeriku (PBK, 2015); Pak Harto, Saya dan Kontainer Medik Udara (PBK, 2017); Dari Capung sampai Hercules (PBK, 2017).

59 Tahun Akademi Militer: Menjadi Indonesia dari Lembah Tidar

Kompas.com - 10/11/2016, 22:37 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

TNI berasal dari rakyat dan tumbuh berkembang bersama rakyat. Maka, TNI pasti berdiri terdepan untuk membela Indonesia. Taruna-taruna TNI tidak pernah diragukan kekuatan cinta tanah airnya, karena sejak digembleng di Lembah Tidar, mereka digembleng untuk menjadi Indonesia.”

Jenderal TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprodjo, alumni Angkatan Pertama Militaire Akademie (MA) Yogyakarta.

Dalam jejak kesejarahan Indonesia, TNI menjadi pilar terdepan dalam menjaga pertahanan wilayah NKRI. Itulah yang membuat Akademi Militer, sebagai lembaga pendidikan pencetak para sosok tentara profesional ini, mendulang rasa ingin tahu banyak kalangan awam. Utamanya, mereka yang terlibat dalam dunia pendidikan.

Indonesia semakin membutuhkan pemimpin yang punya kecintaan tulus, tanpa pamrih kepada tanah airnya. Lembaga pendidikan menjadi hulunya.

Tempat pendidikan militer yang melahirkan rata-rata 220 perwira remaja Angkatan Darat setiap tahun ini dikenal dengan nama Akademi Milter Magelang. Lembah Tidar, nama legendaris Akademi Militer Magelang, menjadi wadah yang strategis dalam rangka membentuk perwira militer yang tangguh, tegas dan profesional.

Alumninya, lewat berbagai jejak langkahnya, telah terbukti sebagai pemimpin yang memulai karier kepemimpinannya dari bawah, yaitu sejak mereka menyandang pangkat Letnan Dua dan ditempatkan di seluruh teritorial Indonesia.

Lembah Tidar, lembah dan bukit berhawa sejuk yang terletak di bagian selatan Kota Magelang, Jawa Tengah. Di Lembah Tidar inilah letak kompleks Akademi Militer, atau terkenal sebagai paku Pulau Jawa.

Bukit Tidar, memang tidak terlalu tinggi, tetapi pepohonan di sini berfungsi sebagai paru-paru kota sehingga udara Kota Magelang selalu segar. Kita juga dapat menikmati pemandangan Kota Magelang dari atas Tugu Akademi Militer.

Akademi Militer bertugas mendidik taruna untuk menjadi Perwira TNI Angkatan Darat. Para Calon perwira ini akan dibina di Lembah Tidar Magelang selama 4 tahun yang kelak akan menjadi pimpinan TNI AD di seluruh tanah air. Lulusan Akmil langsung mendapatkan anugerah pangkat Letnan Dua.

Selama menjalani proses pendidikan sebagai Taruna Akademi Militer segala keperluan akan disediakan oleh negara, mulai perlengkapan dari kepala sampai ujung kaki sudah tersedia dan seluruh fasilitas dibiayai oleh negara. Para taruna hanya fokus untuk  belajar dan berlatih saja.

Jejak Sejarah Akademi Militer

Sejarah Akademi Militer (Akmil) bermula dari berdirinya Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945 atas prakarsa Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo.

Jenderal Oerip ditunjuk oleh pemerintah yang baru hitungan bulan itu untuk mengepalai TKR, dan kemudian membentuk MA yang cikal-bakal Akmil.

Adalah Kolonel Samijo, seorang eks perwira KNIL tamatan Sekolah Militer Kerajaan Belanda (KMA) Breda, Belanda, yang langsung dipanggil Jenderal Oerip menjadi guru sejak MA mulai berdiri. Tidak ada guru-guru lain, gedung, apalagi peralatan layaknya sebuah sekolah Akademi Militer.

Moehkardi menuliskan, bagaimana sederhananya proses terbentuknya MA yang tanpa didahului perencanaan, persiapan, apalagi modal materi itu. Modal satu-satunya hanyalah ide, kemauan dan semangat pengabdian dari para pelaksana. Suatu ciri umum di zaman revolusi fisik kala itu.  (Lihat: Akademi Miiter Yogya dalam Perjuangan Fisik 1945-1949. Moehkardi, 1977.).  

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25-30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho, Jelang Disidang Dewas KPK Karena Masalah Etik

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P 'Happy' di Zaman SBY...

TKN Sebut Pemerintahan Prabowo Tetap Butuh Oposisi: Katanya PDI-P "Happy" di Zaman SBY...

Nasional
KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

KPK Belum Terima Salinan Resmi Putusan Kasasi yang Menang Lawan Eltinus Omaleng

Nasional
'Groundbreaking' IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

"Groundbreaking" IKN Tahap Keenam: Al Azhar, Sekolah Bina Bangsa, dan Pusat Riset Standford

Nasional
Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Karpet Merah Parpol Pengusung Anies untuk Prabowo...

Nasional
Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Cinta Lama Gerindra-PKB yang Bersemi Kembali

Nasional
PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

PKB Beri Sinyal Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin Dinilai Ingin Amankan Kursi Ketum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com