JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Charles Honoris mengatakan, pemerintah harus mengambil kesempatan dengan adanya kepemimpinan baru di Amerika Serikat untuk melakukan kerja sama yang menguntungkan bagi Indonesia.
Pada Rabu (9/11/2016) kemarin, Donald Trump resmi terpilih menjadi presiden ke-45 Amerika Serikat mengalahkan pesaingnya, Hillary Clinton.
"Harus dikaji oleh pemerintah (kerja sama yang menguntungkan bagi Indonesia). Kerja sama di bidang perdagangan, investasi maupun keamanan apabila menguntungkan bagi Indonesia harus didorong," kata Charles melalui pesan singkat, Rabu.
Dalam hal politik luar negeri, menurut Charles, terpilihnya Trump akan berdampak negatif pada citra Amerika Serikat yang sudah dibenahi oleh Obama selama delapan tahun terakhir.
Namun, dalam hal kebijakan politik luar negeri, Charles berpendapat tidak akan ada banyak perubahan yang signifikan.
"Sebagai presiden, Trump pasti mengambil positioning yang tidak mengganggu tatanan dan hubungan baik yang sudah dibangun Amerika Serikat selama ini," ucap Politisi PDI Perjuangan itu.
(Baca: Trump Janjikan Pemangkasan Pajak, Wall Street Ditutup Naik Signifikan)
Demikian pula hubungan dengan Indonesia.
Charles memperkirakan tidak akan banyak yang berubah meski kini Trump menjabat presiden.
"Bagi Amerika Serikat, siapapun presidennya, Indonesia adalah negara dan mitra yang sangat strategis di kawasan Asia Tenggara. Apalagi dengan memanasnya konflik di Laut Cina Selatan dan meningkatnya ancaman terorisme global," kata dia.
Trump resmi terpilih sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat usai mengungguli Hillary Clinton.
Kemenangan tersebut menjadikan Trump sebagai orang pertama tanpa pengalaman politik yang diberi mandat sebagai Presiden AS.
Kemenangan Trump dipastikan pada Rabu (9/11/2016) pukul 02.30 dini hari waktu bagian timur AS.
Sejumlah lembaga survei memproyeksikan kemenangan Trump di negara bagian Wisconsin yang memberikan 270 electoral votes yang diperlukan Trump untuk menjadi penghuni baru Gedung Putih.