Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Enam Kunci Kemenangan Donald Trump Versi Ketua Umum PPP

Kompas.com - 10/11/2016, 05:53 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat mengejutkan banyak pihak.

Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy yang memantau langsung pilpres tersebut mencatat kunci kemenangan Trump di tiga hal eksternal dan tiga hal internal di luar dirinya.

Untuk faktor eksternal pertama, paparnya, adalah keinginan rakyat Amerika Serikat ke arah perubahan setelah dua periode kepresidenan dikuasai Demokrat.

"Adalah hal cyclical (sesuai siklus) dalam politik AS yang rasional di beberapa dekade terakhir, mereka hanya memberikan kesempatan selama dua term kepada setiap partai politik untuk berkuasa," kata Romahurmuziy melalui keterangan tertulis, Rabu (9/11/2016).

Kedua, adalah budaya patriarki yang masih sangat kuat di AS. Setelah 240 tahun negara tersebut merdeka, lanjut dia, baru saat ini lolos seorang kandidat presiden wanita.

"Ketiga, kewajaran sebuah bangsa ketika dihadapkan pada ketidakpastian di dunia internasional, akan kembali pada dirinya. Alias menguatnya proteksionisme," ujar politisi yang akrab disapa Romi itu.

Sementara itu, faktor internal pertama adalah kemampuan Trump mengartikulasikan nilai-nilai Republican yang sesungguhnya (true Republican) kepada para pemilih. 

Cara ini dilakukan Trump dengan mengusung semboyan "make America great again" atau membuat Amerika kembali berjaya.

Semboyan tersebut kontras dengan semboyan lawannya, Hillary Clinton yaitu "strong together" yang tak terlalu jelas apa pesan yang mau disampaikan.

"Nilai-nilai Republican yang cenderung maskulin, inward outlook, menonjolkan white supremacy, dan religious-fanatics, mampu dieksploitasi secara baik oleh Trump dengan bahasa yang disebut sebagai 'paling provokatif dan nakal' dalam debat-debat kepresidenan," tutur Romi.

Adapun faktor internal kedua, lanjut Romi, adalah Trump mampu mengembangkitkan kebutuhan seorang pemimpin konservatif di AS yang menggambarkan mimpi Amerika, yaitu white (kulit putih), anglo-saxon, protestan, dan miliuner.

"Dia mampu meyakinkan bahwa AS yang besar hanya bisa dipimpin seorang yang terbukti berhasil, apa pun perilaku moral masa lalunya," kata dia.

Hal tersebut sekaligus mengkonfirmasi bahwa publik AS lebih menghargai kejujuran daripada penghindaran (avoidancy) atau upaya untuk mengelak dari kesalahan.

Sedangkan faktor internal ketiga adalah Trump mampu meyakinkan publik AS bahwa proteksionisme, unilateralisme dan jawaban atas kesalahan preskripsi Obama dalam soal kesehatan adalah jawaban untuk membuat AS kembali berjaya.

"Padahal ini di tengah afirmasi publik AS atas keberhasilan ekonomi Obama selama delapan tahun terakhir dalam menekan defisit warisan Republik saat Bush memerintah," ujar politisi kelahiran Sleman, Yogyakarta itu.

"Bahkan Obama dan Michelle Obama turun langsung menjadi jurkam di malam pemilihan, 7 November, di Philadelphia, negara bagian Pennsylvania. Hal mana justru hasil pemilunya Hillary kalah di negara bagian itu," tutur dia.

Kompas TV Donald Trump Resmi Menjadi Presiden AS ke-45
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Operasi Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh, Tersangka Terima Upah Rp 10 Juta per Kilogram

Nasional
Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Ramai Unjuk Rasa jelang Putusan MK, Menko Polhukam: Hak Demokrasi

Nasional
Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Dampingi Jokowi Temui Tony Blair, Menpan-RB: Transformasi Digital RI Diapresiasi Global

Nasional
Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Sekjen Gerindra Ungkap Syarat Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Pelaku Penyelundupan Sabu Malaysia-Aceh Sudah Beraksi Lebih dari Satu Kali

Nasional
Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi 'Online' di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Menkominfo Ungkap Perputaran Uang Judi "Online" di Indonesia Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Bareskrim Usut Dugaan Kekerasan oleh Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal

Nasional
Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Korban Kaji Opsi Laporkan Ketua KPU ke Polisi Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Sindir Kubu Prabowo, Pakar: Amicus Curiae Bukan Kuat-Kuatan Massa

Nasional
OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi 'Online'

OJK Sudah Perintahkan Bank Blokir 5.000 Rekening Terkait Judi "Online"

Nasional
Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Bareskrim Ungkap Peran 7 Tersangka Penyelundupan Narkoba di Kabin Pesawat

Nasional
Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Pengacara Minta DKPP Pecat Ketua KPU Imbas Diduga Goda Anggota PPLN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com