JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mengatakan, saat ini dunia digital memegang peranan penting dalam penyebaran ilmu agama.
Kondisi ini, kata Lukman, berbeda dengan semasa dirinya kecil, yang saat itu masih mengandalkan orangtua serta guru agama.
"Kini, (bagi) anak kita, guru atau orangtua mereka sekarang adalah Facebook, Twitter, dan media sosial yang ada, sekarang dikenal sebagai majelis 'Al Facebookiyah' dan 'Kanjeng Google' jadi guru," kata Lukman dalam sambutannya dalam Musyawarah Nasional (Munas) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (8/11/2016).
(Baca: Menteri Agama Berharap Nilai Religius Tetap Jadi Tonggak Utama Bernegara)
Kemajuan teknologi, kata Lukman, mempermudah generasi saat ini untuk mempelajari agama.
Namun, kata dia, ada pula hal yang perlu diwaspadai. Biasanya saat mempelajari agama melalui dunia digital, masyarakat cenderung tak memverifikasi sumbernya.
"Fatalnya, kita tak punya cukup waktu untuk memverifikasi, untuk sekadar bertanya apakah ini benar atau tidak. Itu terjadi tanpa kita bisa mengenali apakah yang mem-posting itu kompeten dan otoritatif," kata Lukman lagi.
(Baca: LDII Serahkan Penyelesaian Kasus Ahok kepada Penegak Hukum)
Karena itu, ia berharap, mempelajari agama melalui dunia digital harus bijak.
"Saya bersyukur LDII memasukkan dunia digital dalam tema munas kali ini karena memang penting menyikapi perkembangan dunia digital, khususnya sebagai medium mempelajari agama," lanjut Lukman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.