JAKARTA, KOMPAS.com - Polri membantah menggunakan senjata api dalam menangani aksi unjuk rasa yang berujung rusuh di kawasan Istana, Jakarta, Jumat (4/11/2016) malam.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, Polri hanya menggunakan perlengkapan anti huru-hara, yakni gas air mata.
"Memang seperti ledakan senjata api. Tapi itu bukan senjata api, tapi gas air mata. Itu kami lontarkan agar massa bubar," ujar Boy di Kompleks Mabes Polri, Sabtu (5/11/2016).
"Jadi, jika ada yang mengatakan ada tembakan, bukan. Yang dilontarkan adalah gas air mata," lanjut dia.
Menurut Boy, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian telah memerintahkan agar penjagaan unjuk rasa 4 November dilakukan dengan persuasif. Kapolri meminta agar personel tidak ada yang menggunakan senjata api, bahkan peluru karet.
"Dan kami di lapangan berkomitmen terhadap instruksi itu," ujar dia.
Boy juga membantah ada demonstran yang meninggal dunia lantaran terkena gas air mata aparat.
Boy membenarkan ada seorang demonstran yang dilaporkan meninggal dunia. Namun, penyebab meninggalnya seorang demonstran tersebut disebabkan oleh riwayat penyakit dia sendiri, yakni asma.
Sebelumnya, aksi unjuk rasa menuntut proses hukum atas Basuki Tjahaja Purnama dalam perkara dugaan penodaan agama di depan Istana, Jumat kemarin, berujung pada kerusuhan.
Tercatat, 21 kendaraan, baik milik TNI-Polri atau umum dirusak, tiga kendaraan di antaranya dibakar. Sementara itu, demonstran yang mengalami luka berjumlah 250 orang.
Sebanyak 100 orang di luar demonstran juga mengalami luka. 100 orang itu terdiri dari 79 personel Polri (11 di antaranya dirawat inap), 15 masyarakat umum, 5 personel TNI dan 1 personel Pemadam Kebakaran.
Presiden pun Joko Widodo menuding ada aktor politik yang menunggangi aksi unjuk rasa itu.
"Kita menyesalkan kejadian ba'da Isya yang harusnya sudah bubar tapi menjadi rusuh. Dan ini sudah ditunggangi aktor-aktor politik yang memanfaatkan situasi," kata Jokowi dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (5/11/2016) pukul 00.10 WIB.