Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Didorong Tuntaskan BLBI, Century, dan Hambalang Tahun Ini

Kompas.com - 24/10/2016, 08:42 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi PDI Perjuangan Maruarar Sirait mendorong penyelesaian sejumlah perkara dugaan korupsi masa lalu yang belum selesai, yakni kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia, kasus Bank Century, hingga kasus korupsi proyek Hambalang.

"BLBI tuntaskan, Century tuntaskan, Hambalang tuntaskan. Semakin cepat diselesaikan itu, semakin bagus," ujar Maruarar, dalam diskusi hasil survei SMRC di Sari Pan Pacific Hotel Jakarta Pusat, Minggu (23/10/2016).

"Bahkan, kalau bisa tahun ini diselesaikan, sangat bagus sekali. Kami tidak ada keberatan soal itu. Enggak ada masalah," kata pria yang biasa dipanggil Ara itu.

Namun, Ara mengingatkan bahwa penyelesaian perkara itu harus terlebih dahulu terbebas dari tekanan kepentingan politik mana pun.

Ara mendorong percepatan penyelesaian sejumlah perkara itu lantaran ia melihat Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla sangat memperhatikan penegakan hukum.

Salah satu contohnya adalah dikeluarkannya paket kebijakan reformasi hukum. Selain itu, harmonisasi antara Polri dengan KPK perlahan mulai terwujud.

(Baca juga: Paket Reformasi Hukum Dinilai Tak Sentuh Persoalan Fundamental)

Tudingan intervensi

Pernyataan Ara itu sekaligus merespons pernyataan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria dalam acara yang sama.

Riza mengatakan bahwa pemerintahan Jokowi-Kalla kurang baik dalam hal penegakan hukum.

"Pemerintah justru terkesan terlalu ikut campur. Di DKI Jakarta misalnya, ada Sumber Waras, reklamasi. Pemerintah bukan hanya membiarkan, tapi juga melindungi (pihak yang diduga terlibat perkara)," ujar Riza.

Tingkat kepuasan

Sementara itu, survei Saiful Mujani Research and Consulting pada 13 hingga 17 Oktober 2016 menunjukkan bahwa publik percaya terhadap kondisi penegakan hukum di dua tahun pemerintahan Jokowi-Kalla.

Sebanyak 44 persen dari 1.220 responden menyatakan, kondisi penegakan hukum saat ini berjalan baik. Angka itu naik dari survei sebelumnya yang hanya mencapai 39 persen.

Sebanyak 2 persen lainnya mengatakan sangat baik. Sementara, sebanyak 28 persen responden menyatakan, kondisi penegakkan hukum saat ini biasa-biasa saja dan 19 persen lainnya mengatakan buruk.

Namun, fakta itu berbanding terbalik dalam hal servei mengenai kondisi korupsi.

Sebanyak 52 persen responden mengatakan bahwa korupsi dalam dua tahun pemerintahan Jokowi-Kalla semakin banyak.

Hanya 17 persen responden yang mengatakan korupsi semakin sedikit dan 21 persen responden mengatakan sama saja dibandingkan pemerintahan sebelumnya.

(Baca juga: Survei SMRC: 69 Persen Publik Puas atas Kinerja Jokowi dan Jusuf Kalla)

Kompas TV Potret Hasil Kepemimpinan 2 Tahun Jokowi-JK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com