Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masyarakat Terlalu Berharap, Kritik ke Jokowi-JK Berkurang

Kompas.com - 22/10/2016, 07:36 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam dua tahun masa jabatannya dinilai mengalami defisit demokrasi.

Indikasi ini terlihat dari partisipasi politik masyarakat dalam rangka membangun Indonesia yang mulai melemah.

Ini terlihat dari berkurangnya suara-suara kritis dari elemen masyarakat kepada pemerintah.

"Di satu sisi politik kita stabil, tetapi di sisi lain demokrasi kita terancam," ujar Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo, dalam diskusi di Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Ari menuturkan, melemahnya suara kritis masyarakat dan parlemen disebabkan banyaknya elemen masyarakat yang menjadi pendukung Jokowi-JK.

Mereka telanjur berharap besar pada pemerintahan Jokowi-JK. Alhasil, mereka tidak menimbulkan jarak dalam melihat kinerja pemerintah.

"Karena harapan begitu besar, apalagi banyak dari elemen kritis. Sehingga, mereka menjadi melekat sama pemerintah sekarang. Berlebihnya harapan ini melemahkan potensi kritis," tutur Ari.

Selain itu, masalah politik identitas juga menjadi hambatan bagi masyarakat bawah untuk berani berpendapat.

"Isu politik identitas, SARA, menguat di publik sehingga menjadi teror sendiri buat masyarakat bawah ketika kebebasan berekspresi berbeda pendapat," ucap Ari.

Menurut Ari, melemahnya suara kritis dari masyarakat membuat fungsi pengawasan terhadap pemerintah tidak berjalan baik.

"Kalau melemahnya suara kritis itu melemahkan check and balances terhadap power hegemony yang menjalankan kekuasaan pada hari ini," ucap Ari.

Ari mengatakan, seharusnya masyarakat memberikan jarak pada pemerintah agar mampu mengkritik dengan baik. Dengan demikian, pemerintah dapat diingatkan jika melakukan kesalahan.

"Seharusnya kita berjarak dari pemerintah. Kita harus bisa tetap kritis. Jangan sampai ini membuat pemerintah terlena dan kemudian tidak sesuai jalur," kata Ari.

Kompas TV Potret Hasil Kepemimpinan 2 Tahun Jokowi-JK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com