JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, pelaku penyerangan polisi di Tangerang, Sultan Azianzah, pernah beberapa kali menyambangi Nusakambangan pada Juni 2015 hingga Oktober 2015.
Ia bersama pimpinan pesantren Ansharullah, Fauzan Al Anshori, membesuk Aman Abdurrahman yang merupakan pimpinan kelompok Jamaah Ansharut Daulah.
"Kunjungan ke Nusakambangan terdeteksi dari tim surveillance kami. Sejak Juni dia aktif hadir untuk membesuk Aman Abdurrahman dan datang ke Nusakambangan," ujar Boy, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (21/10/2016).
Boy mengatakan, kunjungan tersebut rutin dilakukan Sultan untuk berkonsultasi soal ilmu terorisme.
Ia menduga, bom rakitan yang ditemukan di lokasi serangan dan di kediaman Sultan dipelajari dari petinggi kelompok tersebut.
(Baca: Hendardi: Penyerangan Terhadap Polisi di Cikokol Ancaman Nyata Teror)
Sultan juga diketahui aktif menyambangi pondok pesantren Ansharullah di Ciamis.
Diduga, di sana dia mendalami gerakan radikal.
"Rentang waktu empat bulan cukup panjang untuk mempelajari dan bergabung dengan jaringan Aman Abdurrahman ini," kata Boy.
Bahkan, orangtua dan kakak Sultan pernah menjemputnya di pondok pesantren itu.
Namun, Sultan berhasil melarikan diri lagi.
Aman Abdurrahman merupakan jaringan pemasok senjata untuk kelompok radilal Mujahidin Indonesia Barat yang dipimpin Abu Roban.
Kelompok tersebut juga melakukan perampokan di sejumlah bank dan hasilnya disuplai untuk logistik kelompok Mujahidin Indonesia Timur.
Maman kemudian membentuk kelompok Jamaah Ansharut Daulah yang beberapa tokohnya merupakan pecahan dari kelompok-kelompok radikal yang sudah eksis sebelumnya.