Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Materi UU Pilkada ke MK, Djan Faridz Diminta Perbaiki Permohonan

Kompas.com - 18/10/2016, 22:49 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz menilai ketentuan pasal 40 a ayat 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merugikan pihaknya.

Hal itu disampaikan kuasa hukum PPP kubu Djan Faridz, Zainab Musyarafah, dalam sidang gugatan uji materi terhadap pasal 40 a Ayat 3 UU Nomor 10/2016 di Mahkamah Konstitusi, Jakarta Pusat, Selasa (18/10/2016).

PPP dalam gugatannya mempersoalkan frasa "dan didaftarkan serta ditetapkan dengan keputusan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia", dalam pasal 40 a Ayat 3 UU Nomor 10/2016.

"Pemohon dirugikan hak konstitusionalnya dengan berlakunya norma undang-undang a quo (pasal yang diuji)," ujar Zainab di hadapan majelis sidang yang dipimpin oleh Manahan MP Sitompul.

Zainab menjelaskan, hasil Muktamar PPP ke-8 yang digelar di Jakarta pada 30 Oktober hingga 2 November 2015 lalu memilih Djan Farid dan Dimyati Natakusumah sebagai pengurus pusat PPP yang sah.

Hal itu juga dikuatkan berdasarkan putusan Mahkamah Agung yang sudah berkekuatan hukum tetap.

Namun, adanya frasa "dan didaftarkan...", kata Zainab, membuat keabsahan pimpinan suatu partai politik yang telah menempuh upaya penyelesaian sengketa melalui pengadilan tidak lagi didasarkan hanya pada putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap.

Tetapi, juga bergantung pada pendaftaran yang dilakukan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan HAM.

Ia melanjutkan, ketentuan seperti yang tertuang pada frasa tersebut memberikan peluang terjadinya penafsiran yang ambigu atas kewenangan Kementerian Hukum dan HAM.

Frasa tersebut, kata dia, seakan memberikan pembenaran atas tindakan Kemenkumham yang mengabaikan putusan MA dengan cara tidak mendaftarkan Pemohon sebagai pengurus DPP PPP yang sah.

"Frasa tersebut memberikan ruang bagi menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan HAM, yaitu Kemenkumham untuk mengabaikan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap," kata dia.

Pemohon, kata Zainab, telah menjadi korban tindakan sewenang-wenang Kemenkumham yang nyata-nyata mengabaikan putusan MA mengenai perselisihan internal partai politik.

Menurut Pemohon, jika frasa tersebut dihilangkan atau dihapus, maka hak konstitusional Pemohon terpulihkan. Sebab, Kemenkumham hanya akan tunduk dan menghormati putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap.

Tanggapan Hakim

Majelis persidangan memberikan sejumlah masukan terhadap uji materi yang diajukan ini. Salah satunya, hakim anggota persidangan, Patrialis Akbar.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com