Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AJI: Pemeriksaan Wartawan NetTV yang Dianiaya TNI AD Berlebihan

Kompas.com - 03/10/2016, 19:13 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Suwarjono mengatakan penganiayaan terhadap Soni Misdananto, jurnalis Net Tv Madiun oleh oknum TNI AD, merupakan kabar buruk setelah sebelumnya terjadi kekerasan di Medan.

Saat meliput kasus kecelakaan lalu lintas, Soni dipukul dan ditendang hingga dirusak kameranya oleh sejumlah oknum berseragam anggota TNI Angkatan Darat, Minggu (2/10/2016) siang.

Menurut Suwarjono, Soni diperiksa oleh POM TNI AD Yonif 510 Raider Madiun lebih dari 12 jam. Pemeriksaan berlangsung sejak pukul 22.00 WIB Minggu (2/10/2016) hingga jam siang pukul 12.00 WIB, Senin (3/10/2016), Soni masih diperiksa.

"Pemeriksaan luar biasa panjang. Ini seperti kasus KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Seharunya tidak sampai 12 jam. Pemeriksaan kali ini melebihi standar pemeriksaan yang berlaku bagi teman-teman jurnalis," kata Suwarjono di Dewan Pers, Jakarta, Senin (3/10/2016).

Suwarjono menuturkan, Soni sempat beristirahat pada selama sekitar 20 menit pada pukul 10.00. Saat diperiksa, lanjut dia, Soni tidak boleh didampingi oleh siapapun.

"Kami juga tidak tahu alasannya kenapa, seakan kami dapat intimidasi untuk kedua kalinya," ucap Suwarjono.

(Baca: Wartawannya Dianiaya Oknum TNI AD, Manajemen Net TV Lapor ke Denpom)

Suwarjono mengatakan bahwa pihak pimpinan TNI dari pihak Yonif 510 telah meminta maaf. Namun, tambah Suwarjono, meskipun permintaan maaf itu diterima, tidak menghapuskan rencana untuk menindaklanjuti kasus kekerasan tersebut ke proses hukum.

Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Sabrar Fadhilah mengatakan tidak ada pemeriksaan selama lebih dari 12 jam. Informasi itu didapatkan Sabrar dari Panglima Divisi II Kostrad.

"Yang betul dia datang melaporkan diri. Dari Net Tv secara organisasi kepada Pemred sudah akan diselesaikan secara kekeluargaan termasuk dengan Mas Soni itu," kata Sabrar saat dihubungi Kompas.com.

Sabrar menjelaskan, terdapat tekanan dari jurnalis lain yang menginginkan kasus untuk melanjutkan kasus ini secara hukum. Keinginan tersebut, ucap Sabrar, diterima oleh Panglima Divisi.

"Panglima Divisi tadi sudah menyatakan bahwa mempersilakan melanjutkan ke proses hukum. Pada dasarnya ini untuk perbaikan kita semua," ujar Sabrar.

Selain itu, menurut Sabrar, Soni tidak sendirian ketika melaporkan diri. Kata dia, Soni ditemani oleh jurnalis lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com