Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Ambil Alih, Polri Gelar Perkara Konflik Pemerintah Daerah dan Kerajaan Gowa

Kompas.com - 30/09/2016, 16:51 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto mengatakan, Bareskrim Polri akan mengambil alih kasus konflik antara kerajaan Gowa dan pemerintah daerah setempat.

Namun, polisi terlebih dahulu melakukan gelar perkara untuk mengumpulkan minimal dua alat bukti.

"Nanti tahapannya gelar perkara dulu. Pokoknya semua kasus ditangani," ujar Ari di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (30/9/2016).

Hal tersebut diputuskan setelah Raja ke-37 Gowa, Andi Maddusila beserta Badan Pengurus Silaturahmi Nasional Raja Sultan Nusantara Indonesia menemui Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Pol Syafruddin, Jumat siang.

(Baca: Raja Gowa Minta Konflik Kerajaan dan Pemerintah Gowa Ditangani Mabes Polri)

Ari mengatakan, Maddusila menyampaikan informasi bahwa sebelum terjadi pembakaran di DPRD Gowa, brankas di Kerajaan Gowa dibongkar.

Maddusila menuduh pelakunya adalah oknum pemerintah daerah, yakni Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo dan jajarannya. Dugaan tersebut bakal didalami Mabes Polri.

"Supaya tidak ada pemikiran negatif, dikabulkan. Ditangani Mabes semua kasusnya, rentetannya," kata Ari.

Setelah menemui Syafruddin, Raja Samu-samu, Upu Latu ML Benny Ahmad Samu Samu selaku juru bicara Badan Pengurus Silaturahmi Nasional Raja Sultan Nusantara Indonesia mengatakan bahwa pembongkaran brankas kerajaan Gowa dilakukan saat malam takbiran Idul Adha lalu.

Dalam rekaman CCTV, tertangkap para pelaku perampokan tersebut, yaitu oknum pemerintah daerah.

"Makanya saya kira proses hukumnya jadi Mabes yang tangani, karena banyak yang tersangkut pejabat di situ, mulai dari Bupati, Ketua DPRD," kata Benny.

Isi brankas tersebut antara lain emas murni peninggalan kerajaan dari masa ke masa. Brankasnya merupakan pemberian Ratu Wilhelmina tahun 1938.

Saat ditemukan, brankas tersebut sudah hancur dan kosong.

Benny mengatakan, konflik kedua kubu tersebut dipicu terbitnya peraturan daerah Lembaga Adat Daerah (LAD) yang mengatur bahwa bupati menggantikan kedudukan Raja Gowa, meski tak memiliki garis keturunan Raja Gowa.

Menurut dia, Raja Gowa tak bisa serta merta menerima peraturan tersebut.

"Beliau namanya bupati mau jadi raja di Gowa sementara tidak ada turunannya. Adat istiadat tidak terima itu," kata Benny.

Terlebih lagi yang melantik bupatinya adalah DPRD Gowa. Padahal, kata Benny, raja yang sesungguhnya dilantik oleh masyarakat adat.

"Semestinya sejak awal pembuatan perda, melibatkan pemangku adat juga, termasuk Raja Gowa," kata dia.

Konflik tersebut berujung pada pembakaran Gedung DPRD Gowa. (Baca: Pasukan Kerajaan Gowa Bakar Kantor DPRD)

Kompas TV Polisi Tetapkan 3 Pembakar Gedung DPRD Gowa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com