Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibas Minta Kader yang Membelot untuk Mundur, Ini Tanggapan Hayono Isman

Kompas.com - 28/09/2016, 10:14 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman mengatakan, perbedaan pendapat di internal partai seharusnya disikapi secara bijaksana.

Menurut dia, di Partai Demokrat, perbedaan adalah hal biasa.

Ia menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang meminta kader yang tak mendukung kebijakan partai untuk mundur.

Pada Pilkada DKI 2017, Demokrat bersama tiga partai berkoalisi mengusung Agus Harimurti Yudhyono-Sylviana Murni.

Sementara, Hayono menyatakan dukungan kepada pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

(Baca: Ibas Persilakan Kader Demokrat Mundur jika Tak Dukung Agus-Sylviana)

Hayono mengatakan, bukan kali ini saja ia memilih sikap berbeda terhadap kebijakan partai.

"Waktu itu saya di Pilkada DKI 2012 pilih Jokowi-Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) tapi partai pilih Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. Di Pilpres 2014, saya pilih Jokowi-JK dan partai pilih Prabowo-Hatta. Enggak ada masalah waktu itu," kata Hayono, saat dihubungi, Rabu (28/9/2016).

Terkait perbedaan sikap ini, menurut Hayono, seharusnya alat kelengkapan partai yang berwenang memanggilnya agar ada dialog yang sehat. 

Ia menyayangkan pernyataan Ibas yang menyarankan dirinya keluar dari Demokrat karena dianggap membelot.

"Semestinya tidak bisa seperti itu. Kalau saya hendak dikeluarkan, saya mau tahu dulu alasannya karena di partai kan semua ada mekanismenya. Tidak bisa langsung seperti itu," tutur Hayono.

Kompas TV Strategi yang Harus Dimiliki Para Cagub DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com