Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panglima TNI: Kita Berpesta Pilkada, Ngapain Harus Ditakuti

Kompas.com - 26/09/2016, 17:26 WIB

PURWOKERTO, KOMPAS.com - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, momentum pemilihan kepala daerah (pilkada) tidak usah dikhawatirkan karena merupakan pesta demokrasi.

"Kalau masyarakat tidak cerdas, kita khawatir. Kalau masyarakat masih terbelakang, kita khawatir," kata Panglima TNI usai menghadiri Dies Natalis Ke-53 Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (26/9/2016), seperti dikutip Antara.

Menurut dia, masyarakat Indonesia sekarang sudah cerdas sehingga pesta demokrasi akan dimanfaatkan dengan menyimak visi dan misi setiap pasangan calon kepala daerah.

Setelah mengetahui dan memahami visi-misinya, kata dia, masyarakat akan menganalisis dan selanjutnya memilih dengan hati nurani.

"Jadi, kita berpesta, 'ngapain' harus ditakutin," tegasnya.

Disinggung mengenai adanya mantan anggota TNI yang mencalonkan diri dalam pilkada, Panglima mengatakan, TNI akan tetap bersikap netral.

Ia mengakui ada sejumlah anggota TNI yang mengajukan pengunduran diri karena maju dalam pilkada.

"Ada beberapa (yang mencalonkan diri), saya belum menghitung. Ini kan masih proses ya," katanya.

Ia menegaskan, bagi prajurit TNI yang telah mengundurkan diri untuk terjun ke dunia politik, tidak bisa kembali berkiprah di TNI jika kalah dalam pilkada.

Terkait kondisi keamanan DKI Jakarta menjelang pilkada, dia memastikan semuanya dalam keadaan aman.

"Kita lihat saja bagaimana strateginya. 'Black campaign', dulu dikhawatirkan namun sekarang masyarakat kita pintar kok. Masa hanya diadu orang mau, kan bodoh sekali, mending cari makan. Jadi, jangan kita mengadu, jangan berandai-andai," tegasnya.

Menurut dia, dalam pemilihan presiden yang melibatkan dua kubu besar, kondisi tetap aman.

"Saya optimistis aman, mudah-mudahan. Kita berdoa semua aman," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Istana Sebut Pertemuan Jokowi dan Prabowo-Gibran Semalam Atas Inisiatif Prabowo

Nasional
Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Presiden Jokowi Ucapkan Selamat Saat Bertemu Prabowo Semalam

Nasional
Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Jokowi Siapkan Program Unggulan Prabowo-Gibran Masuk RAPBN 2025

Nasional
CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

CSIS: Mayoritas Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik

Nasional
Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Korlantas Kaji Pengamanan Lalu Lintas Jelang World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Jokowi Dukung Prabowo-Gibran Rangkul Semua Pihak Pasca-Pilpres

Nasional
Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Pakar Sebut Semua Lembaga Tinggi Negara Sudah Punya Undang-Undang, Hanya Presiden yang Belum

Nasional
Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Saksi Ungkap SYL Minta Kementan Bayarkan Kartu Kreditnya Rp 215 Juta

Nasional
Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Saksi Sebut Bulanan untuk Istri SYL dari Kementan Rp 25 Juta-Rp 30 Juta

Nasional
Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Tata Kelola Dana Pensiun Bukit Asam Terus Diperkuat

Nasional
Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Jelang Disidang Dewas KPK karena Masalah Etik, Nurul Ghufron Laporkan Albertina Ho

Nasional
Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Diminta Segera Tuntaskan Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

PKB-Nasdem-PKS Isyaratkan Gabung Prabowo, Pengamat: Kini Parpol Selamatkan Diri Masing-masing

Nasional
Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Saksi Sebut Dokumen Pemeriksaan Saat Penyelidikan di KPK Bocor ke SYL

Nasional
Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Laporkan Albertina ke Dewas KPK, Nurul Ghufron Dinilai Sedang Menghambat Proses Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com